Suzuki memperkirakan bahwa kelompoknya, yaitu 11 orang yang selamat itu, ada di antara 60 orang yang berlindung di balai rakyat tersebut. Majalah Jepang, AERA, melaporkan 100 orang mencari perlindungan di sana. ”Ini sebuah misteri bagi saya bagaimana saya masih hidup,” katanya.
”Saya pikir waktu itu saya akan mati, tetapi saya ibu tiga anak sehingga saya bertahan hanya dengan memikirkan bahwa saya ingin melihat anak-anak saya lagi,” kata Suzuki, suaranya yang tenang tiba-tiba memecah.
Rikuzentakata, salah satu kota yang paling parah terkena dari sepanjang lebih dari 250 kilometer garis pantai Jepang yang terkena, menghitung ada 1.066 korban tewas dan 2.041 hilang dari 23.000 penduduk.
Rumah keluarga Suzuki terletak di ketinggian dan tak terkena tsunami yang meratakan tempat kerjanya. Suzuki bergabung dengan rekan-rekannya dan sukarelawan untuk membantu 160 orang di tempat penampungan. ”Hidup saya telah diberikan kembali kepada saya,” katanya. (Reuters/DI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.