”Terkait tersangka kasus teror bom yang sedang dicari, Umar Patek, perlu kita cek dulu kebenaran informasi itu,” kata Kepala Divisi Humas Kepolisian Negara RI (Polri) Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Jakarta, Rabu (30/3).
Divisi Hubungan Internasional Polri pun akan melakukan koordinasi dengan pihak Interpol Pakistan. Polri telah mengirim tim untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Seperti diberitakan kantor berita AP, dengan mengutip sumber intelijen dari Indonesia dan Filipina, Selasa lalu, Umar Patek diinformasikan telah ditangkap di Pakistan pada awal Maret ini.
Menurut Anton, Polri sebenarnya telah mengetahui informasi penangkapan Umar Patek. ”Kami sudah tahu dari kemarin-kemarin, tetapi (pers) tidak dikasih tahu,” katanya.
Namun, pengamat intelijen Wawan Purwanto meragukan kebenaran informasi penangkapan Umar Patek di Pakistan. ”Saya menganggap berita atau informasi itu baru isu karena tersangka yang ditangkap belum teridentifikasi,” katanya.
Wawan mengingatkan, jangan sampai orang yang ditangkap dan disebut-sebut sebagai Umar Patek hanya memiliki kemiripan dengan buronan polisi yang sebenarnya, yaitu Umar Patek. Oleh karena itu, perlu proses identifikasi yang akurat dan melibatkan aparat keamanan dari beberapa negara, seperti Filipina dan Indonesia.
Pihak Istana Kepresidenan juga belum mendapatkan laporan terkait dengan kabar tertangkapnya Umar Patek. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Rabu, mengaku belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut. Hal yang sama dikemukakan Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah. ”Saya belum bisa mengonfirmasi dan belum mendengar,” kata Faizasyah.
Menurut dia, dalam kasus-kasus yang melibatkan terdakwa terorisme, Presiden biasanya mendapatkan laporan dari Kepala Polri atau dari Kepala Badan Intelijen Negara.
Umar Patek, menurut Wawan, diduga terlibat kasus bom Bali I. Setelah kasus bom itu, Umar Patek kembali ke Moro, Filipina Selatan. ”Dia aktif di Moro dan dilindungi oleh kelompok radikal di Moro,” katanya. Umar Patek juga pernah ikut berperang di Afganistan dan Pakistan. Ia memiliki keahlian membuat bom, merakit senjata, strategi perang gerilya.