Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy: Kami Akan Memenangi Perang

Kompas.com - 23/03/2011, 12:36 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Pemimpin Libya Moammar Khadafy dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Selasa malam waktu setempat atau pada hari keempat serangan militer yang didukung PBB di Libya, secara menantang menyatakan negaranya siap berperang. Sementara itu, Rabu ini para pemimpin Barat merencanakan langkah mereka selanjutnya.

”Kita akan memenangkan perang ini,” kata Khadafy kepada pendukungnya di kompleks Bab Al-Aziziyah di Tripoli yang telah menjadi sasaran serangan rudal koalisi dalam tayangan televisi. ”Kita tidak akan menyerah,” katanya kepada kerumunan pendukungnya yang banyak dari mereka melambai-lambaikan  bendera  hijau. ”Mereka tidak bisa meneror kita. Kita bersenang-senang dengan roket-roket mereka. Rakyat Libya menertawakan roket-roket itu. Kita akan mengalahkan mereka dengan metode apa pun,” katanya sebagaimana dikutip CNN.

Dia melanjutkan, ”Rakyat Libya sedang memimpin perang internasional melawan imperialisme, melawan kezaliman, dan saya katakan kepada Anda saya tidak takut”.

Rabu pagi, CNN melaporkan, semalam koalisi melancaran serangan udara di dekat Kota Misrata, di timur Tripoli. Pasukan antipemerintah mengatakan, mereka telah diserang secara intens di kantong mereka di Misrata yang telah dikepung pasukan Khadafy selama beberapa minggu dengan empat anak terbunuh hari Selasa.

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama, yang akan berada di Washington pada Rabu ini setelah mempersingkat lawatannya ke Amerika Latin, mengatakan dia berharap ada ”kejelasan” struktur komando masa depan dari operasi militer sekutu ”dalam  beberapa hari ini”. Obama mengatakan telah terjadi ”penurunan signifikan” penerbangan militer AS di atas Libya saat sekutu Barat mencoba untuk membangun zona larangan terbang yang disetujui PBB yang bertujuan melindungi warga sipil Libya.

Pertempuran berkobar antara pasukan yang setia kepada Khadafy dan pasukan oposisi pada hari Selasa. Meski Khadafy membual, ada laporan bahwa pemimpin Libya itu mungkin akan mencari jalan keluar dari konflik itu. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kepada ABC News, orang yang dekat dengan Khadafy telah menghubungi sekutu Libya di seluruh dunia untuk melihat bagaimana mereka bisa keluar dari masalah ini.

”Kami telah mendengar tentang orang yang dekat dengan Khadafy mendekati orang-orang yang mereka kenal di seluruh dunia, di Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, di luar itu, dan bertanya tentang apa yang harus dilakukan? Bagaimana agar bisa keluar dari persoalan ini,” kata Clinton.

Clinton menambahkan, ”Jika ada oposisi yang sesungguhnya di Libya yang sedang berusaha menegaskan keberadaannya, kami akan memberi mereka kesempatan yang lebih baik dari sebelum Dewan Keamanan bertindak.”

Pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, Perancis dan Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya serta negara Arab yaitu Qatar, bertindak berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 yang memberi wewenang untuk melakukan ”segala cara yang diperlukan” demi melindungi warga sipil. Di antara anggota koalisi ada koordinasi tetapi tidak ada komando bersama dan ada arah untuk menyerahkan kontrol operasi ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi hal itu telah memecah aliansi tersebut.

Gedung Putih menyatakan, Barack Obama, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron setuju bahwa NATO harus memainkan peran kunci dalam struktur komando misi Libya. Para duta besar NATO melanjutkan pembicaraan mereka pada  Selasa setelah sesi diskusi yang ”sangat sulit” pada Senin yang gagal mengatasi perpecahan mereka. Namun, seorang diplomat mengatakan, mereka sepakat menggunakan kekuatan angkatan laut NATO untuk menegakkan embargo senjata di Libya berdasarkan Resolusi PBB 1973.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com