Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radiasi Ada di Sekitar Kita

Kompas.com - 17/03/2011, 03:31 WIB

”Dalam kondisi darurat, dosis ini bisa ditingkatkan menjadi 20-50 mSv sesuai standar bagi pekerja di reaktor nuklir,” kata Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Djarot S Wisnubroto.

Di Indonesia, kata Khoirul, paparan radioaktif di atas 20 mSv pernah ditemukan pada peneliti radioisotop yang bekerja terlalu lama di dekat reaktor riset di Bandung. Untuk sementara peneliti itu tidak boleh berada di dekat reaktor.

Tingkat radiasi

Harian The Wall Street Journal edisi Rabu menyebutkan, tingkat radiasi akibat ledakan hidrogen yang disertai pelepasan sejumlah zat radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi mencapai 3,1 mSv per jam pada Senin (14/3) dan meningkat menjadi 400 mSv per jam pada Rabu pagi.

Pada hari yang sama, tingkat radiasi zat radioaktif ini saat tiba di Tokyo yang berjarak sekitar 250 kilometer tinggal 0,000809 mSv per jam.

Djarot mengatakan, paparan radiasi sebesar 0,000809 mSv per jam itu tidak dapat diartikan setara dengan 7,1 mSv dalam setahun. Penyebabnya, tingkat radiasi sumber terus berubah, arah angin yang membawa udara yang tercemar zat radioaktif juga tidak sama.

Selain itu, manusia tidak mungkin terpapar 24 jam dan 365 hari terus-menerus dengan zat radioaktif. Saat di dalam rumah, potensi manusia terpapar radiasi kecil karena sebagian zat radioaktif tidak mampu menembus tembok biasa.

Untuk kepentingan medik yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar tempat penggunaan zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus.

”Itu sebabnya, warga yang berada pada jarak 20-30 km dari PLTN Fukushima Daiichi diminta tinggal di rumah,” kata Djarot.

Guru Besar Reaktor Nuklir Institut Teknologi Bandung Zaki Su’ud menyatakan, tingkat konsentrasi zat radioaktif akan semakin kecil jika daerah yang terpapar makin luas.

Ketua Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada Sihana mengatakan, walau zat radioaktif terbawa angin, gerak angin tidak selamanya lurus. Jika gerak angin turun, zat radioaktif pun turun. Hujan juga membuat zat radioaktif tersebut jatuh ke tanah.

Oleh karena itu, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan dengan dampak radiasi dari PLTN Fukushima Daiichi. Selain letak Indonesia cukup jauh, alam memiliki sejumlah mekanisme untuk mengurangi tingkat radiasi dari ledakan di PLTN itu. (NAWA TUNGGAL)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com