Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Kan: Bencana Ini Dahsyat

Kompas.com - 13/03/2011, 09:09 WIB

Hal ini menyebabkan banyak bangunan retak, tetapi tidak hancur total sebagaimana terjadi di banyak negara yang mengalami gempa dan tidak memiliki kualitas bangunan yang tahan gempa seperti di Jepang. Meski demikian, guncangan akibat gempa terasa sampai di Beijing, China, yang berjarak 2.092 km dari Tokyo.

Bandar Udara Internasional Narita di Tokyo sudah beroperasi kembali, Sabtu. Meski demikian, pelayanan bandara belum kembali pulih 100 persen. Bandara tersebut sempat ditutup semalaman setelah gempa. Tanda-tanda kerusakan akibat gempa terlihat di beberapa sudut Terminal 2 Bandara Narita.

Jadwal penerbangan juga belum sepenuhnya pulih. Bahkan, sebagian besar penerbangan yang dijadwalkan tiba di Narita, Sabtu pagi hingga siang, dibatalkan atau ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Akibatnya, ratusan penumpang terpaksa menginap dan tidur di bandara hingga Sabtu siang.

Penumpang yang baru tiba juga menumpuk di bandara karena mereka tidak bisa segera meninggalkan bandara menuju pusat kota Tokyo. Jalan raya bebas hambatan utama yang menghubungkan pusat kota Tokyo dan Bandara Narita masih ditutup akibat gempa sehingga seluruh layanan bus transportasi bandara belum dioperasikan hingga hari Minggu ini.

Kereta api menjadi satu-satunya andalan transportasi murah untuk menuju Tokyo, yang berjarak 80 kilometer dari Narita. Akan tetapi, antrean penumpang pun menjadi sangat panjang karena semua penumpang pindah ke moda transportasi ini.

Bagi yang memiliki uang lebih, taksi menjadi pilihan satu-satunya meskipun ongkosnya sangat mahal, yakni mencapai sekitar Rp 2 juta. Rombongan undangan Kementerian Luar Negeri Jepang, termasuk Kompas, juga terpaksa menggunakan taksi untuk mengikuti acara kampanye perlucutan senjata nuklir. Dibutuhkan waktu lebih dari 3 jam untuk mencapai hotel di kawasan Akasaka di pusat kota Tokyo, yang biasanya bisa ditempuh tidak lebih dari 2 jam.

Jalan bebas hambatan masih ditutup sehingga taksi terpaksa mengambil jalan biasa yang diwarnai kemacetan parah di mana-mana. Rombongan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla membutuhkan waktu hingga 12 jam untuk menempuh perjalanan dari Tokyo ke Narita. ”Kami tidak bergerak sama sekali selama 1,5 jam di Rainbow Bridge di Tokyo,” tutur asisten pribadi Jusuf Kalla, Yadi Jentak, Sabtu pagi.

Gempa susulan masih terus terjadi setiap beberapa menit yang sangat terasa di Bandara Narita.

Tumpukan sampah

Kantor berita Kyodo memberitakan gempa tersebut telah menyebabkan kematian 1.700 warga Jepang di dekat episentrum gempa, tidak jauh dari lepas pantai kota Sendai. Meski demikian, di kota pelabuhan Minamisanriku, Prefektur Miyagi, ada 10.000 orang yang tidak diketahui keberadaannya, menurut stasiun televisi NHK.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com