KOMPAS.com - Liga Arab menaruh perhatian pada krisis di Libya. Berangkat dari situlah, sebagaimana warta AP dan AFP pada Sabtu (12/3/2011), 22 menteri luar negeri anggota Liga Arab menggelar rapat mendadak di Kairo. Agenda utama rapat adalah penyelesaian krisis di Libya.
Sebetulnya, Libya juga sudah mengirimkan wakil untuk ikut dalam rapat tersebut. Namun, para anggota Liga Arab menolak kehadiran wakil tersebut.
Pertemuan ini akan membicarakan pula dukungan pengenaan zona larangan terbang kepada Libya. Selain itu, pertemuan juga akan membahas pengakuan terhadap gerakan oposisi yang memerangi rezim penguasa dibawah Kolonel Moammar Khadafy.
Sebelumnya sikap lebih tegas telah diambil oleh pemimpin negara-negara Uni Eropa. Dalam pernyataannya kemarin para pemimpin 27 negara anggota Uni Eropa menyerukan agar Khadafy menyerahkan kekuasaan.
Meskipun tidak ada yang menginginkan pengerahan kekuatan militer, sejumlah pemimpin negara Eropa mengatakan pilihan itu bukanlah hal yang sama sekali tertutup. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengatakan pesan negara-negara di Eropa sangat jelas dan mereka juga tidak ingin menutup opsi untuk melakukan intervensi militer.
Perancis bersama Inggris dalam pertemuan itu mendesak negara-negara Eropa untuk tidak hanya menerapkan zona larangan terbang saja melainkan juga membantu perjuangan warga Libya penentang Khadafy.