Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelinap ke Libya Bersama Oposan

Kompas.com - 07/03/2011, 05:54 WIB

Tak ada pula taksi atau bus yang lazimnya banyak mangkal di depan bandara perbatasan untuk mengangkut orang yang keluar masuk perbatasan itu. Setiap orang yang masuk Libya saat ini terpaksa harus menunggu taksi atau mobil pribadi yang kembali dari mengantarkan penumpang atau pengungsi yang lari dari Libya ke perbatasan. Kadang harus menunggu agak lama untuk mendapatkan taksi itu.

Tiga pemuda Libya yang menjaga perbatasan itu hanya mencatat nama dan nomor paspor setiap orang yang masuk perbatasan Libya. Para pemuda Libya tersebut, begitu mengetahui tiga warga Libya yang datang dari AS itu berasal dari kubu oposan Khadafy, saling berpelukan sambil berteriak-teriak, ”Kita bebas, Libya bebas, hidup Libya”. Lalu, mereka berfoto bersama.

”Terdapat sekitar 10.000 warga Libya di AS. Sebagian besar dari mereka adalah oposan rezim Khadafy. Mereka kaum cerdik pandai. Ada di antara mereka yang kini menjadi dokter, insinyur, pengusaha, dan dosen,” ungkap Yusuf al-Heidari.

Al-Heidari mengatakan, warga Libya di pengasingan kini mulai bersedia pulang ke Libya setelah meletus revolusi 15 Februari 2011 yang berhasil membebaskan sebagian besar wilayah Libya dari cengkeraman rezim Khadafy.

Suasana revolusioner juga terasa sepanjang perjalanan dari perbatasan menuju kota Benghazi. Sering terlihat kendaraan yang lalu lalang di sepanjang perjalanan membawa bendera baru Libya berwarna merah, hitam, dan hijau dengan gambar bulan bintang di tengahnya itu. Setiap melewati desa kecil selalu terlihat kibaran bendera baru Libya tersebut.

Warga Libya kini punya kebiasaan baru pula, yaitu menunjukkan tangannya dengan membentuk tanda V (tanda kemenangan) jika bertemu sesama. Bahkan, sopir mobil di jalan-jalan sering juga saling menunjukkan tanda V itu sebagai tanda sama-sama pendukung revolusi. Jika mau melewati setiap check point di jalan-jalan, sang sopir kendaraan selalu memberikan tanda V dengan tangannya kepada para penjaga perbatasan agar dipersilakan langsung lewat.

Di tembok-tembok rumah penduduk atau gedung umum di desa atau kota, sering terlihat tulisan-tulisan bernada antirezim Khadafy. Misalnya, tulisan ”Tumbangkan rezim diktator Khadafy” dan ”Revolusi Khadafy tahun 1969 hanya menciptakan penindasan dan pelecehan rakyat Libya”. Ada pula tulisan ”Masa kebohongan Khadafy telah berakhir” dan ”Jangan terus diperpanjang nasib rakyat Libya yang terbelenggu oleh rezim represif Khadafy”.

Suasana kehidupan desa dan kota di wilayah Libya timur tampak normal, jauh dari kondisi ketegangan. Penduduk Desa Imsaad dan Bir al-Ashhab yang tak jauh dari perbatasan Libya-Mesir serta kota Tobruk (sekitar 150 kilometer dari perbatasan) mulai menjalankan aktivitas sehari-hari. Toko-toko dan pasar rakyat di desa dan kota tersebut mulai buka.

Desa dan kota di Libya timur juga menikmati keamanan. Para pemuda dan mantan anggota militer yang membelot dari rezim Khadafy menjaga desa dan kota di wilayah Libya timur itu. Setiap akan memasuki desa atau kota selalu ada check point yang dijaga para pemuda dengan senjata lengkap dan tank atau kendaraan lapis baja.

Meski demikian, para pemuda bersenjata lengkap itu tidak terlalu ketat memeriksa kendaraan yang lewat. Yang terpenting di Libya timur adalah membawa bendera baru Libya atau menunjukkan tangan dengan tanda V, semuanya bisa beres!

Sebelum terjadi pergolakan 15 Februari 2011, di atas kertas Khadafy memiliki sekitar 100.000 personel, lebih dari 2.000 tank, 374 pesawat tempur, dan sebuah kekuatan kecil angkatan laut dengan dua kapal selam patroli.

Namun, sejak aksi pemberontakan, yang terinspirasi revolusi di Tunisia dan Mesir, sejumlah pasukan Angkatan Bersenjata Libya pun membelot dan bahkan perangkat-perangkat keras persenjataan pasukan Khadafy pun jatuh ke tangan oposisi.

Kekuatan oposisi masih sulit diraba kepastian kekuatannya. Meski demikian, unit-unit terlatih dan terbaik masih berada di belakang pemimpin Libya Moammar Khadafy lantaran mereka dikelola oleh keluarga, di luar struktur Angkatan Bersenjata Libya, dan dikomando oleh lingkaran dalam keluarga Khadafy....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com