Wartawan kini harus mengajukan izin untuk melakukan kegiatan pencarian berita di pusat kota Beijing, kata wakil direktur kantor urusan asing kota itu, Li Honghai, dalam konferensi pers, Minggu (6/3).
Tidak ada perincian yang diberikan. Li mengatakan, perintah verbal itu sekadar interpretasi Beijing atas sebuah dekrit 2008 dari Dewan Negara, Kabinet China. ”Kebijakan lokal Beijing merupakan langkah yang lebih rinci,” kata Li.
China telah mengendurkan peraturan peliputan menjelang Olimpiade Beijing 2008, menghilangkan kewajiban untuk izin khusus meliput. Dewan Negara memperpanjang peraturan yang dikendurkan itu setelah olimpiade dalam dekritnya, membuat orang menyebut tibanya era baru keterbukaan bagi wartawan asing, walau masih ada pembatasan yang ketat.
Pengumuman Li itu menyusul berpekan-pekan imbauan di internet untuk mengadakan demonstrasi di tempat-tempat yang ditetapkan di Beijing, Shanghai, dan kota lainnya.
Imbauan itu menarik sedikit demonstran spontan, tetapi telah menimbulkan tindakan keras polisi, sebuah indikasi imbauan tersebut telah membuat cemas pihak berwenang yang selalu berjaga-jaga terhadap tanda-tanda tantangan kepada kekuasaan komunis.
Polisi dan agen-agen keamanan mengusir penonton serta menyerang dan menahan wartawan yang muncul di tempat-tempat protes di Beijing dan Shanghai.
Juga dalam konferensi pers hari Minggu itu, juru bicara pemerintah kota Beijing, Wang Hui, mengecam imbauan di internet tersebut sebagai upaya untuk merongrong stabilitas China.
Jubir itu mengatakan, imbauan untuk melakukan protes model ”Revolusi Melati” di Beijing pasti akan gagal karena orang menginginkan perdamaian dan stabilitas serta kebijakan pemerintah populer.
”Mereka yang berpikiran jernih mengetahui bahwa orang-orang ini memilih tempat yang salah dan gagasan yang salah. Hal yang mereka inginkan terjadi tidak terjadi dan tidak akan terjadi di Beijing,” kata Wang.