Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing Perketat Kontrol Media

Kompas.com - 07/03/2011, 04:34 WIB

Beijing, Minggu - Ibu kota China meningkatkan kontrol terhadap wartawan asing di tengah imbauan lewat internet untuk demonstrasi antipemerintah seperti di Timur Tengah dan Afrika Utara walau juru bicara pemerintah kota mengatakan imbauan itu pasti gagal.

Wartawan kini harus mengajukan izin untuk melakukan kegiatan pencarian berita di pusat kota Beijing, kata wakil direktur kantor urusan asing kota itu, Li Honghai, dalam konferensi pers, Minggu (6/3).

Tidak ada perincian yang diberikan. Li mengatakan, perintah verbal itu sekadar interpretasi Beijing atas sebuah dekrit 2008 dari Dewan Negara, Kabinet China. ”Kebijakan lokal Beijing merupakan langkah yang lebih rinci,” kata Li.

China telah mengendurkan peraturan peliputan menjelang Olimpiade Beijing 2008, menghilangkan kewajiban untuk izin khusus meliput. Dewan Negara memperpanjang peraturan yang dikendurkan itu setelah olimpiade dalam dekritnya, membuat orang menyebut tibanya era baru keterbukaan bagi wartawan asing, walau masih ada pembatasan yang ketat.

Pengumuman Li itu menyusul berpekan-pekan imbauan di internet untuk mengadakan demonstrasi di tempat-tempat yang ditetapkan di Beijing, Shanghai, dan kota lainnya.

Imbauan itu menarik sedikit demonstran spontan, tetapi telah menimbulkan tindakan keras polisi, sebuah indikasi imbauan tersebut telah membuat cemas pihak berwenang yang selalu berjaga-jaga terhadap tanda-tanda tantangan kepada kekuasaan komunis.

Polisi dan agen-agen keamanan mengusir penonton serta menyerang dan menahan wartawan yang muncul di tempat-tempat protes di Beijing dan Shanghai.

Juga dalam konferensi pers hari Minggu itu, juru bicara pemerintah kota Beijing, Wang Hui, mengecam imbauan di internet tersebut sebagai upaya untuk merongrong stabilitas China.

Jubir itu mengatakan, imbauan untuk melakukan protes model ”Revolusi Melati” di Beijing pasti akan gagal karena orang menginginkan perdamaian dan stabilitas serta kebijakan pemerintah populer.

”Mereka yang berpikiran jernih mengetahui bahwa orang-orang ini memilih tempat yang salah dan gagasan yang salah. Hal yang mereka inginkan terjadi tidak terjadi dan tidak akan terjadi di Beijing,” kata Wang.

”Selama 30 tahun terakhir atau lebih, keberhasilan dan kemajuan ekonomi China telah diakui secara meluas. Kepemimpinan Partai Komunis dan kebijakan pemerintah sejalan dengan kehendak rakyat dan hati mereka,” katanya kepada wartawan.

Wang mengulangi garis pemerintah bahwa wartawan di bagian-bagian Beijing yang sibuk memerlukan izin untuk meliput di sana serta meminta wartawan asing tidak ”menciptakan berita” dan menghormati semua hukum China.

Imbauan protes dikeluarkan untuk hari Minggu. Sejumlah besar polisi berseragam dan berpakaian sipil berpatroli dan memeriksa orang lewat di jalan perbelanjaan Wangfujing, yang ramai dengan pembelanja seperti biasanya, tetapi tidak tampak demonstrasi.

Wartawan asing yang berhasil melalui pemeriksaan polisi dibuntuti dan direkam video.

Walau polisi dikerahkan, kehadirannya tidak semencolok sepekan lalu ketika polisi berpatroli dengan anjing dan truk-truk air bolak-balik menyirami jalan yang membuat jumlah massa menipis.

Di Shanghai, polisi berseragam berjaga di terowongan-terowongan kereta bawah tanah dan di kaki lima dekat Lapangan Rakyat, sementara hujan turun. Beberapa wartawan asing dibawa untuk ditanyai oleh polisi setelah tiba di daerah itu. Namun, tidak jelas apakah ada pengunjung lain yang ditahan.

Kekhawatiran akan kerusuhan membuat pemerintah tahun ini menaikkan anggaran belanja ”keamanan publik”, yaitu naik 13 persen menjadi 95 miliar dollar AS. (AP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com