Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang di Libya Makin Sengit

Kompas.com - 03/03/2011, 03:53 WIB

Tripoli, Rabu - Pertempuran antara pasukan pro dan antirezim Moammar Khadafy masih berkobar di beberapa kota di Libya, Rabu (2/3). Pasukan pro-Khadafy dilaporkan telah merebut kembali beberapa kota yang sempat dikuasai kelompok oposisi, seperti Brega, Gharyan, dan Sabratha.

Menteri Dalam Negeri Italia Roberto Maroni mengatakan, sekitar 1,5 juta orang mencoba melarikan diri dari Libya karena pertempuran itu. ”Ada 1,5 juta klandestin Libya hari ini (Rabu) yang melarikan diri ke Tunisia dan ke Mesir. Saya kira mereka nanti juga akan menuju Italia,” katanya kepada parlemen Italia di Roma.

Pada hari yang sama, tiga kapal perang AS sedang berlayar menuju Laut Tengah. Dua kapal perang AS, yakni kapal serbu amfibi USS Kearsarge dengan 2.000 personel marinir dan USS Ponce, telah berada di ujung selatan Terusan Suez dan berlayar dari arah Laut Merah ke Laut Tengah. Dua kapal itu masing-masing dilengkapi kapal tunda.

Satu lagi kapal AS, USS Barry, termasuk kategori kapal perusak, sebelumnya sudah melintasi Te- rusan Suez dan berada di perairan Laut Tengah selatan pada hari Rabu.

AS mengerahkan sejumlah kapal perang dan pesawat tempur ke Libya terkait dengan ketegangan antara kubu oposisi dan pro-Khadafy. Ini dilihat sebagai unjuk kekuatan simbolis oleh AS dan sekutunya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

NATO siap melakukan intervensi militer di negeri kaya minyak itu. Gedung Putih mengatakan, pasukan dikerahkan untuk tugas kemanusiaan.

Seperti sehari sebelumnya, setiap kubu menggunakan senjata otomatis, tank, rudal antipesawat, dan pesawat tempur. Namun, pasukan Khadafy mengerahkan tentara, pasukan khusus dan terlatih, serta para penembak jitu yang membuat keder pasukan oposisi.

Kubu Khadafy dilaporkan telah mengambil kembali beberapa kota dari tangan kelompok oposisi. Para pendukung Khadafy menuturkan, mereka juga sudah merebut Sabratha di barat Tripoli, salah satu pusat pertempuran.

Kota Brega, pusat instalasi minyak Libya timur, juga direbut dari kelompok oposisi. Brega terletak sekitar 200 kilometer dari Benghazi, kota utama di Libya timur yang tetap dikuasai kelompok oposisi. Benghazi adalah kota terbesar kedua di Libya setelah Tripoli.

Menurut saksi mata, salah satu kota yang direbut loyalis Khadafy ialah Gharyan, kota terbesar dan strategis di Pegunungan Nafusa di dekat Tripoli. Kota ini sebelumnya jatuh ke tangan oposisi. Seorang warga menuturkan, pasukan Khadafy menangkap sejumlah pejabat yang membelot dan terus memburu warga pengunjuk rasa.

Juru bicara koalisi oposisi mengatakan, depot amunisi di tepi kota Ajdabiya juga dibombardir kubu pro-Khadafy. Namun, kubu oposisi memukul mundur loyalis Khadafy di tiga daerah kunci, yakni Misrata ke timur, Zawiya ke barat, dan Zintan, kota pegunungan, ke selatan ibu kota.

Saksi mata di Zawiya, 50 kilometer di barat Tripoli, mengatakan, kubu oposisi sudah meneriakkan ”Allahu Akbar” menandai kemenangan mereka untuk menguasai kota itu.

Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban terbaru di setiap kubu yang bertikai. PBB sebelumnya melaporkan, lebih dari 1.000 orang tewas.

WNI pulang

Pemerintah Indonesia kembali memulangkan sekitar 110 warga negara Indonesia yang bekerja di Libya ke Tanah Air, Rabu, menggunakan pesawat Emirates. Sebagian besar WNI itu adalah pekerja sektor formal dan sejumlah proyek properti di Libya.

Menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Moh Jumhur Hidayat, Rabu di Jakarta, ketegangan situasi politik dan pemerintahan di Libya memaksa pihak Kedutaan Besar RI di Libya mengevakuasi sekitar 260 WNI ke kantor kedutaan. Selanjutnya, pihak Kedubes RI di Libya akan memulangkan WNI tersebut secara bertahap.

”Ada 850 WNI yang bekerja di Libya. Pemerintah belum berencana memulangkan semua WNI karena masih menunggu perkembangan di Libya. Saat ini kami fokus pada pemulangan WNI yang bekerja di sektor konstruksi,” kata Jumhur.(AP/AFP/REUTERS/ONI/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com