Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tudingan Mengarah ke Pemberontak

Kompas.com - 25/01/2011, 19:45 WIB

KOMPAS.com — Mengungkap dalang dugaan bom bunuh diri di Bandar Udara Domodedovo, Moskwa, adalah program terpenting Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Insiden kekerasan mematikan itu menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya, sebagaimana warta media Rusia, AP, dan AFP pada Selasa (25/1/2011).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menawarkan bantuan kepada Pemerintah Rusia untuk mengejar para tersangka aksi berdarah itu.

Beberapa pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan, polisi kini memeriksa tiga tersangka yang diduga berkaitan dengan aksi berdarah itu. Sejauh ini memang Pemerintah Rusia mencurigai pihak yang dituding sebagai pemberontak Chechnya dan kawasan panas lain di kaukus utara adalah dalang peristiwa tragis tersebut.

Kecurigaan ini berangkat dari aksi brutal sebelumnya yang juga terjadi di kota Moskwa. Bulan Maret tahun lalu bom bunuh diri menghantam jaringan kereta bawah tanah Moskwa yang sangat sibuk tepat di jam sibuk. Kejadian itu menewaskan setidaknya 40 orang dan melukai 80 orang lainnya. Dari hasil penyelidikan, diketahui dua pelaku bom bunuh diri itu adalah perempuan yang berasal dari salah satu daerah konflik di Rusia, Dagestan.

Lengah

Kelompok-kelompok pemberontak di kaukus utara rupanya paham persepsi seputar kemampuan Presiden dan Perdana Menteri menjaga keamanan warganya. Sementara serangan-serangan bom itu adalah untuk menunjukkan ketidakmampuan Pemerintah Rusia melindungi warganya.

Alhasil, berulangnya aksi bom bunuh diri di ibu kota Rusia itu mengundang kritik dari kalangan pejabat Rusia sendiri. Juru Bicara Komite Antiterorisme Rusia di Parlemen Rusia Nikolai Sintsov menilai kejadian itu adalah buah dari sistem keamanan yang sangat tidak memadai.

Sementara Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Konstantin Kosachev mengatakan, Pemerintah Rusia perlu melakukan perbaikan sistem keamanan dan menyerukan sidang khusus parlemen guna membahas masalah ini. Masalah keamanan di Rusia menjadi penting karena Negeri Beruang Merah itu akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan Piala Dunia 2018.

Selain itu, tahun depan Rusia akan menggelar pemilihan presiden. Kejadian ini dinilai sangat rawan menimbulkan gangguan keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com