WNI di Tunisia Aman

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Luar Negeri menyatakan, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban jiwa dalam kerusuhan berdarah penggulingan Presiden Zine El Abidine Ben Ali di Tunisia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, 120 WNI yang berada di Tunisia telah diamankan pemerintah. "Kondisi mereka aman. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) terus memantau. Yang berada di lokasi cukup rawan sudah ditampung," katanya dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (21/1/2011).

Dari 120 WNI yang diamankan tersebut, 37 orang ditampung di Wisma Indonesia atau kediaman Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, 22 orang tinggal sementara di kantor KBRI, 17 orang di rumah diplomat, 1 orang di rumah sakit, dan 43 orang masih bertahan di rumah masing-masing di bawah pengawasan kedutaan.

Michael juga mengatakan, perkembangan terakhir, dua WNI yang sebelumnya bekerja di Istana dan terjebak sudah dapat keluar dari Istana. "Ada dua warga negara kita yang bekerja di Istana Kepresidenan kesulitan keluar Istana. Namun, mereka sudah berhasil keluar dan dijemput staf KBRI," katanya.

Pemerintah Indonesia, lanjut Michael, juga berencana mengevakuasi para WNI di Tunisia tersebut. "Terkait warga kita di Tunisia, memang ada rencana evakuasi sebagian dari mereka, akan dipulangkan ke Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya, warga Tunisia menggelar aksi protes besar-besaran untuk menggulingkan Presiden Ben Ali. Dalam kejadian tersebut, 78 orang tewas ketika pasukan keamanan berusaha menumpas aksi protes yang meletus pada pertengahan Desember itu. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa korban tewas sebanyak 100 orang.