Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Bashir yang Terakhir

Kompas.com - 04/01/2011, 21:21 WIB

KOMPAS.com — Lima hari lagi sejak sekarang, Selasa (4/1/2011), Sudan menggelar referendum pemisahan diri wilayah selatan. Presiden Sudan Omar al-Bashir justru tiba di Juba, ibu kota Sudan Selatan.

Bashir akan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin wilayah semi-otonomi Salva Kiir. Kedua tokoh ini berseberangan selama perang saudara dalam dua dasawarsa belakangan.

Referendum ini merupakan bagian dari perjanjian damai 2005 yang mengakhiri konflik. Para pejabat mengatakan, hampir empat juta orang yang terdaftar dalam pemilu hari Minggu dan lebih dari 95 persen di antaranya berasal dari Sudan Selatan. Sebagian lain, seturut warta AP dan AFP, mendaftar di Sudan Utara dan delapan negara di luar negeri.

Bashir yang mengenakan jubah tradisional selatan ketika turun dari pesawat disambut bekas musuhnya Salva Kiir, politisi senior Sudan Selatan. Tampaknya, banyak yang akan dibicarakan Bashir dan Kiir dalam pertemuan di Juba.

Referendum dipandang banyak pihak sebagai sumber ketegangan antara Sudan Utara dan Sudan Selatan. Warga Sudan Utara membenci gagasan wilayah selatan yang kaya minyak untuk memisahkan diri. Selain itu, kedua pihak belum mencapai sejumlah kesepakatan pascareferendum, seperti kewarganegaraan dan sumber daya alam semisal minyak.

Biasanya presiden akan menggunakan peluang kunjungan ini untuk mendesak warga selatan memberi suara bagi persatuan. Namun, sejumlah pejabat Sudan Utara mulai terbuka dengan pandangan yang diyakini banyak orang bahwa wilayah selatan hampir pasti memisahkan diri.

Oleh karena itu, kemungkinan kunjungan kepala negara Sudan ini ke Juba merupakan yang terakhir sebelum pemisahan diri.

Perbedaan

Sudan kurang diperhatikan oleh berbagai pemerintahan di Khartoum mulai masa kolonial. Di samping itu, wilayah utara dan selatan juga memiliki perbedaan budaya, etnik, dan sejarah.

Senin kemarin juru bicara Komisi Referendum Sudan Selatan Chan Reec Madut mengatakan sudah 100 persen siap.

Sejumlah latihan diperlukan dan masih ada masalah akses ke tempat pemungutan suara di wilayah terpencil, katanya. Namun, dia menegaskan, masalah tersebut tidak akan memengaruhi pemungutan suara. "Staf kami siap berjalan selama enam atau delapan jam untuk mencapai tempat pemungutan suara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com