Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukan Sekadar Perang Antar-Korea

Kompas.com - 28/11/2010, 07:35 WIB

Tindakan ASEAN ini bukan sekadar basa-basi. Sejumlah negara di ASEAN sudah merasakan sinyal bahaya dengan kebangkitan ekonomi China dan juga kebangkitan militernya. Tentara Vietnam dan Filipina sudah sering berhadap-hadapan dengan tentara China menyangkut sengketa wilayah Spratly.

Faktor terbaru yang mengukuhkan itu adalah konflik yang makin membuat suasana genting antara Korea Utara dan Korea Selatan. Ketegangan ini bukan ketegangan an-sich di antara kedua Korea.

Tak akan sulit bagi Korsel meluluhlantakkan Korut, yang penduduknya saja kelaparan itu. Juga tak akan sulit secara militer bagi Korsel, apalagi dibantu AS, untuk melumat ”mulut besar” Korut.

Ini adalah proksi dari perseteruan AS-China di kawasan. Tak mungkin Korut, yang mayoritas pasokan pangannya dari China, berani bertindak sendiri.

Setelah Korut melakukan penembakan ke wilayah Korsel pada hari Selasa (23/11/2010) lalu, PM Wen tidak mengecam Korut. Bahkan, media China menilai serangan itu adalah akibat provokasi AS-Korsel karena melakukan militer di Laut Kuning.

Dalam perbandingan kekuatan militer sekarang ini, juga sulit bagi China-Korut melawan kolaborasi AS-Korsel jika terjadi perang, apalagi didukung dengan kekuatan Jepang, Australia, India, atau mungkin Rusia, teman dekat Korsel.

Namun, ke depan, dengan memudarnya pamor AS, dan menguatnya pamor China, bukan tak mungkin keadaan menjadi terbalik. Apa yang harus dilakukan? Wakil Menlu AS James Steinberg di situs The Japan Times, 18 Oktober lalu, menegaskan ”jaminan strategis” bagi sekutu-sekutunya di Asia. Ini adalah jaminan bagi kawasan untuk menghadapi China.

Sebenarnya China telah memberi manfaat ekonomi yang besar juga bagi dunia. Karena itu, ramai-ramai berbagai negara merangkul China menjadi teman. Namun, sinyal-sinyal menunjukkan hubungan ini tak saja akan ”berbuah manis”, tetapi bisa mendadak ”berbuah pahit”.

Jadi, waspadalah, ini bukan sekadar perang antar-Korea, Bung! Kepada siapa kita harus mengatakan itu? Tentu termasuk kepada Indonesia sebagai pemimpin ASEAN, yang lagi lunglai.

Tak lagi ada waktu sebenarnya bagi Indonesia untuk terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Indonesia bisa tertelan superpower jika tidak melakukan antisipasi, atau jika tak sadar dengan China’s irresistible power surge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com