Pada awal tahun 2009, Mossad pernah menghancurkan konvoi 13 truk di Sudan, pembawa senjata asal Iran untuk tujuan Jalur Gaza.
Setelah tertahan beberapa pekan di Lagos, pihak Iran meminta Pemerintah Nigeria mengizinkan senjata itu dikirim ke Gambia. Gambia pasca-pemilu presiden 2006, yang dimenangi Presiden Yahya Jammeh, sering mengalami ketegangan politik akibat perpecahan di kalangan elite politik dan militer di negara paling kecil di Afrika barat itu.
Segera setelah pemilu presiden tahun 2006 itu, sempat terjadi upaya kudeta yang gagal oleh sejumlah jenderal militer terhadap Presiden Yahya Jammeh. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Gambia berhasil lari ke luar negeri setelah upaya kudeta gagal tersebut.
Sejak itu, Presiden Jammeh menjalankan praktik pemerintahan dengan tangan besi untuk menumpas kelompok pembangkang. Presiden Jammeh berkuasa di Gambia sejak tahun 1992 melalui kudeta. Dia kemudian memenangi pemilu tahun 1996 dan 2006. Dia kini menjadi salah satu pemimpin Afrika yang paling lama berkuasa.
Presiden Jammeh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Diduga, hal tersebut terkait dengan keterlibatan Iran dalam mendukung lawan-lawan politik Presiden Jammeh meskipun Gambia tidak menyebutkan hal itu secara terus terang.