Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Jadi Penengah Dua Korea

Kompas.com - 23/11/2010, 21:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI-P Bidang Hubungan Internasional Andreas Pareira, yang juga mantan anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009, mengatakan, Indonesia dapat berperan menengahi krisis di Semenanjung Korea. Terlebih, Indonesia dikenal dekat dengan kedua negara tersebut.

"Indonesia sebagai negara sahabat bagi Korut dan Korsel perlu mengambil peran sebagai mediator, mengajak kedua negara untuk duduk di meja perundingan dan menghindari penggunaan kekerasan senjata sebagai alat penyelesaian konflik," kata Andreas dalam pernyataan yang dikirim ke Kompas.com, Selasa (23/11/2010).

Andreas mengatakan, inisiatif ini pernah dilakukan Presiden Megawati Soekarnoputri untuk mendekati Korut dan Korsel dan mengajak keduanya ke meja perundingan.

"Hal ini seharusnya dilanjutkan oleh Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini demi stabilitas, perdamaian, dan kerja sama pembangunan kawasan," kata Andreas.

Aksi saling tembak antara tentara Korut dan tentara Korsel, kata Andreas, harus segera dihentikan. Kedua negara tersebut dinilai berseteru akibat warisan persaingan ideologi masa perang dingin.

"Baik Korut maupun Korsel seharusnya mengakhiri konflik dan segera membangun kembali perdamaian di kawasan Asia Pasifik. Rakyat kedua negara perlu belajar dari pengalaman Jerman yang mampu mengakhiri konflik dan kembali dalam Jerman yang bersatu," katanya.

Seperti diwartakan, Korut menembakkan puluhan peluru artileri ke sebuah pulau di perbatasan Korsel, Selasa. Akibatnya, seorang anggota marinir Korsel tewas dan 13 lainnya cedera.

Serangan terjadi setelah terkuak laporan bahwa Korea Utara (Korut) tampaknya sedang melakukan program pengayaan uranium, satu cara yang potensial untuk membangun sebuah bom nuklir, yang menyebabkan kekhawatiran serius bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Sekitar 50 peluru artileri Korut mendarat di pulau perbatasan Korea Selatan (Korsel), Yeonpyeong, yang terletak di dekat perbatasan Laut Kuning yang tegang.

Serangan itu merusak puluhan rumah dan mengirim gumpalan asap tebal ke udara, lapor televisi YTN. "Seorang anggota marinir Korsel, bagian dari kontingen yang berbasis permanen di Pulau Yeonpyeong, tewas," kata militer.

Pihak militer Korsel mengatakan, 13 marinir lainnya terluka dan YTN mengatakan, dua warga sipil juga terluka.

"Sebuah unit artileri Korea Utara melancarkan serangan provokasi ilegal pada pukul 14.34 waktu setempat (atau 12.43 WIB) dan pasukan Korea Selatan segera melakukan tembakan balasan sebagai upaya membela diri," kata seorang juru bicara Pemerintah Korsel kepada AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com