Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Laut Mati yang Kian Hidup

Kompas.com - 23/11/2010, 10:24 WIB

Untuk mengapungkan diri, cukup terlentang dan melemaskan badan. Semakin melemaskan badan seolah tanpa berat, kian terasa pula sensasi keterapungan tubuh kita. Tak ubahnya barang hampa di atas permukaan laut, terayun-ayunkan ombak kecil yang bergulung-gulung menuju pantai. Mengosongkan pikiran saat terapung-apung semakin menambah sensasi kenikmatan Laut Mati yang jauh dari hiruk-pikuk keseharian.

Pantainya sendiri hanyalah buatan. Pengelola hotel dan resor berlomba mendandani pantai dengan aneka taman untuk melawan kegersangan khas Timur Tengah. Ada rumput, pohon zaitun, dan pohon palem.

Sayangnya, mereka menggunakan pupuk organik untuk merangsang pertumbuhan tanaman tersebut sehingga serbuan lalat pun tak terbendung. Karena itu, waktu paling nyaman menikmati pantai dan Laut Mati adalah pada pagi hari sebelum lalat berdatangan mengerubungi kita.

Takut kulit terbakar matahari di pinggir pantai, pengunjung bisa berenang di beberapa kolam air tawar yang banyak disediakan pengelola hotel dengan berbagai model. Ada yang persegi empat, persegi memanjang, bundar dan bulat, sampai yang tak beraturan seperti danau.

Jejeran kursi panjang untuk berjemur di bawah tenda payung, pohon palem, dan semak pohon zaitun juga banyak. Minuman segar dan makanan ringan setiap saat bisa diantar pelayan bar dan kafe hotel.

Laut Mati dengan potensinya dieksploitasi menjadi industri pariwisata. Lumpur, air laut, dan garam dari Laut Mati diproses menjadi produk-produk kesehatan dan kecantikan bernilai tambah. Sabun, produk pembersih muka, serta krim pelembab muka dan tangan menjadi produk istimewa dengan kemasan modern dan higienis.

”Haaa... kenapa mesti mengimpor airnya. Beli saja garamnya dan gunakan di bak rendam, kamu sudah bisa terapung dan berendam, membuat semua kotoran di kulitmu terkelupas,” kata seorang penjaga toko suvenir yang menjual garam dari Laut Mati.

Garam yang sudah diproses dan dikemas dengan baik seberat kira-kira 20 gram dijual seharga 8 dinar Jordan. Satu dinar Jordan setara dengan 1,27 dollar AS.

Kreatif! Industri kepariwisataan tak sekadar menjual keunikan alam Laut Mati. Ide dan proses kreatif itulah yang membuat Laut Mati semakin hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com