YOGYAKARTA, KOMPAS -
Meskipun jumlah pengunjung turun drastis, pengelola Museum Keraton Yogyakarta tetap memberi layanan seperti biasa. Tiap akhir pekan, pertunjukan tari, gamelan, hingga wayang kulit tetap digelar. ”Kualitas pelayanan tidak berkurang,” kata pengelola Museum Keraton Yogyakarta, Brahmana, Kamis (18/11).
Pada Kamis lalu, Museum Keraton Yogyakarta terlihat lengang. Hanya beberapa wisatawan yang tampak. Wisatawan tersebut berasal dari Belanda.
Penurunan wisatawan terasa sejak erupsi pertama Gunung Merapi. Hal itu diperparah dengan penutupan Bandara Adisutjipto bagi jalur penerbangan komersial. Padahal, November dan Desember puncak kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke Keraton Yogyakarta.
Ketua Badan Musyawarah Museum DIY Thomas Haryonagoro yang juga pemilik Museum Ullen Sentalu mengatakan, pariwisata DIY masih terisolasi akibat erupsi. Meskipun Museum Ullen Sentalu rusak akibat abu vulkanik, semua koleksi museum berhasil diselamatkan sebelum pemerintah menetapkan status Awas.
Menurut dia, bangunan museum tertutup abu vulkanik setebal 10 sentimeter. Kerusakan lain belum bisa diprediksi karena wilayah Kaliurang masih dinyatakan zona bahaya.
”Kami sempat membatalkan beberapa rencana jadwal kunjungan ke museum,” katanya.
Sejauh ini, museum budaya Ullen Sentalu dan Museum Gunung Merapi di Kaliurang tutup hingga kondisi Gunung Merapi dinyatakan aman.