Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Tak Berawak Disiapkan Beroperasi di Yaman

Kompas.com - 11/11/2010, 03:18 WIB

Berita yang dilansir harian The Washington Post, Minggu (7/11), dan dikutip media-media di Timur Tengah, bahwa pesawat tempur tanpa awak AS tipe Predator dalam beberapa bulan terakhir ini telah terbang di atas teritorial udara Yaman untuk memantau gerakan Tanzim Al Qaeda sayap Jazeera al-Arab yang berbasis di Yaman, menunjukkan betapa Washington kehilangan kesabaran menghadapi ancaman AQAP.

Hal tersebut sekaligus sebagai sinyal mulai kehilangan kepercayaan Washington terhadap kemampuan Pemerintah Yaman memerangi Tanzim Al Qaeda sayap Jazeera al-Arab (AQAP). Sementara AQAP semakin mengukuhkan dirinya sebagai jaringan Tanzim Al Qaeda yang memberi fokus serangannya terhadap sasaran di AS.

AQAP, misalnya, terlibat pengiriman dua paket bom yang ditemukan di bandar udara Dubai dan Inggris (East Midlands Airport) pada 29 Oktober lalu dalam pengiriman menuju AS.

AQAP juga terlibat pengiriman pria asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, yang gagal meledakkan pesawat Northwest Airlines yang mengangkut 278 penumpang saat mendarat di Detroit dari Amsterdam pada 25 Desember 2009.

Bagi AS, tidak ada pilihan lain kecuali memperlakukan Yaman seperti Pakistan. AS beberapa tahun terakhir ini telah menggunakan pesawat tempur tanpa awak untuk menggempur tempat persembunyian aktivis Tanzim Al Qaeda di wilayah suku Pakistan dekat perbatasan dengan Afganistan.

Pesawat tempur tanpa awak AS itu cukup efektif dalam berandil membunuh tokoh-tokoh Al Qaeda yang bersembunyi di wilayah perbatasan Pakistan- Afganistan, meskipun sering juga membawa korban warga sipil.

Namun, AS juga harus membayar harga mahal kepada Pemerintah Yaman, seperti halnya yang juga terjadi di Pakistan, sebagai imbalan izin pesawat tanpa awak AS itu terbang di wilayah udara Yaman.

Di Pakistan, AS membayar dengan janji bantuan dana sebanyak 5 miliar dollar AS selama lima tahun kepada pemerintahan Islamabad. Di Yaman, AS meningkatkan bantuan dana untuk pembasmian teroris kepada Pemerintah Yaman dari hanya 4,6 juta dollar AS pada tahun 2006 menjadi 155 juta dollar AS pada tahun 2010.

AS juga berniat akan meningkatkan bantuan militer kepada Yaman hingga senilai 250 juta dollar AS tahun 2011. AS bertekad pula menjual sejumlah helikopter tempur dan peralatan militer lainnya kepada militer Yaman untuk meningkatkan kemampuan aparat keamanan negara itu dalam memerangi AQAP.

Di Yaman, pesawat tanpa awak AS diberitakan belum menembakkan rudal-rudalnya, tetapi sekadar mencoba mendeteksi tempat persembunyian tokoh-tokoh AQAP, terutama tokoh sekelas Anwar al-Aulaqi dan Samir Khan (tokoh intelektual AQAP) serta komandan lapangan AQAP semacam Qasim al-Rimi dan Ibrahim al-Asiri. Akan tetapi, aksi pesawat tanpa awak AS menembakkan rudal-rudalnya di Yaman hanya menunggu situasi politik saja yang akan terjadi setiap saat pada masa mendatang.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengungkapkan adanya kesepakatan kerja sama keamanan antara AS dan Yaman untuk memerangi AQAP.

Menurut pejabat AS yang tak mau disebut namanya seperti dikutip harian berbahasa Arab Al Quds al-Arabi, salah satu butir dalam kesepakatan keamanan AS-Yaman itu menegaskan, pasukan AS dilarang terjun langsung di wilayah Yaman, tetapi tidak melarang pesawat tanpa awak AS menembakkan rudal-rudalnya terhadap sasaran yang telah diyakini sebagai tempat persembunyian aktivis AQAP.

AS melihat pengerahan pesawat tanpa awak di Yaman itu sebagai jalan kompromi di tengah Pemerintah Yaman masih menolak keras penyebaran langsung pasukan khusus AS dan Barat untuk memburu aktivis AQAP di negara itu.

Pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman memandang kehadiran langsung pasukan AS di negara itu akan membawa reaksi negatif di Yaman ataupun di dunia Arab, seperti halnya yang terjadi di Irak saat ini. Bahkan, sebaliknya, bisa mendorong para loyalis Al Qaeda dari negara lain datang ke Yaman untuk berjihad melawan pasukan AS, seperti halnya yang terjadi di Afganistan dan Irak selama ini.

Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com