Walau keputusan akhir ada di tangan pemimpin junta Than Shwe, para pejabat mengatakan, persiapan-persiapan sedang dilakukan untuk kemungkinan pembebasan ikon demokrasi itu.
Pembebasannya mungkin sebuah harga yang harus dibayar oleh rezim itu untuk mengalihkan tudingan kritik mengenai pemilu itu.
”Itu memperlihatkan pemerintah militer Burma (Myanmar) sangat percaya diri mengenai keadaan karena kalau tidak, mereka tidak akan membebaskannya,” kata analis Aung Naing Oo yang berbasis di Thailand.
Namun, memberinya kebebasan penuh untuk melakukan kegiatan politik merupakan taruhan yang mungkin tak akan diambil junta, kata analis itu.