Teheran, Rabu -
Ahmadinejad dan Chavez mengecam perilaku imperialisme Amerika Serikat serta mengatakan AS tidak akan dapat menghalangi hubungan dan kerja sama Iran-Venezuela.
Presiden Chavez mengunjungi Iran lagi dan kali ini merupakan kunjungan kesembilan kalinya selama menjadi Presiden Venezuela. Selain mengunjungi Iran, Chavez juga mengunjungi Rusia, Belarus, Ukraina, Suriah, Libya, dan Portugal.
Iran adalah sekutu terdekat Venezuela di Timur Tengah. Mereka berjuang bahu-membahu membangun aliansi internasional untuk melawan dominasi AS di bidang politik dan ekonomi global.
”Iran dan Venezuela bersatu dan berusaha menciptakan tatanan dunia baru yang berbasis pada kemanusiaan dan keadilan,” kata Ahmadinejad. Ia juga menyatakan, mereka, yang hari ini memegang dominasi dunia, sedang menuju kehancuran.
Chavez juga menyatakan, sudah tiba waktunya bahwa tantangan besar ini harus dihadapi dengan melakukan konsolidasi serta strategi harus disusun untuk memperkuat ekonomi, sosial, politik, energi, dan teknologi.
”Imperialisme sedang memasuki fase kemunduran, ibarat gajah yang tengah menuju kuburan,” tutur Chavez.
Chavez juga membela program nuklir Iran yang dikatakan untuk tujuan damai, bukan membuat bom nuklir.
Ahmadinejad dan Chavez menyaksikan penandatanganan 11 kerja sama bilateral Iran-Venezuela, di antaranya di bidang minyak, gas, tekstil, perdagangan, dan perumahan rakyat.
Suriah juga memiliki pandangan yang sama dengan Iran dan Venezuela soal tatanan dunia. Presiden Suriah Bashar Assad dalam temu pers bersama Chavez di Damascus, Suriah, Rabu malam, menyatakan, tatanan dunia yang ada sekarang lebih membawa ke arah anarkisme, penggunaan kekuatan dan hegemoni daripada kebijakan berlandaskan keadilan.
Suriah selama ini memiliki hubungan yang pasang surut dengan AS. Kedua negara sering berbeda pendapat soal isu Palestina, Lebanon, dan Iran.
Suriah juga sangat kecewa kepada AS karena dianggap tidak serius menekan Israel agar bersedia mengembalikan Dataran Tinggi Golan dengan imbalan perdamaian.
Assad menegaskan, Suriah dan Venezuela memiliki satu kepentingan dalam menolak campur tangan asing dalam urusan dalam negeri dan regional.
Menurut Assad, problem sebagian besar negara berkembang adalah tidak mau membangun hubungan yang kuat dan serius dengan negara-negara lain di bidang ekonomi dan politik. Dia menuduh AS memiliki kepentingan dan selalu mendesak program yang menjadi obsesinya.
Namun, tutur Assad, negara-negara berkembang lebih memilih membangun hubungan yang berimbang, misalnya antara negara pengekspor dan pengimpor, negara kaya dan miskin, negara kuat dan lemah, serta bahkan antara negara penjajah dan negara yang dijajah.
Ia juga menyerukan agar hubungan sesama negara berkembang semakin diperkuat. Hal itu bisa diwujudkan dengan membangun hubungan ekonomi yang kuat.
Chavez meminta agar segera dibentuk dunia multipolar yang mampu mewujudkan keseimbangan dalam hubungan ekonomi, politik, budaya, dan militer. ”Berkat upaya jutaan rakyat dan banyak pemimpin, seperti Presiden Assad, dalam beberapa tahun mendatang kita akan sampai pada tatanan dunia baru serta melupakan tatanan dunia lama yang penuh dengan penindasan dan dominasi tidak adil,” kata Chaves saat mengunjungi Suriah.