Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terpikir Kematian dan Kanibalisme

Kompas.com - 17/10/2010, 06:24 WIB

”Sebenarnya tidak ada pemimpin di bawah sana dan yang ada adalah sebuah sistem demokratis. Setiap kali kami mengambil keputusan, semuanya harus lewat voting. Kesatuan atau kebersamaan adalah sebuah kunci,” ujarnya.

Berbeda dengan koleganya yang ingin segera bepergian, Barrios memilih tetap tinggal di Copiapo. ”Saya telah lama berada di kedalaman 700 meter, kini saya tak mau beranjak 700 meter di atas permukaan, atau tak mau berada 700 meter jauhnya dari tempat tinggal saya,” kata Barrios.

Rekan Barrios yang lain juga bertutur. Edison Pena (34), yang ditarik di urutan ke-12, mengatakan, ”Suasana memang mengerikan. Selama 17 hari pertama adalah hari-hari dengan mimpi buruk. Perasaan terberat adalah kenyataannya kami ada di bawah tanah.”

Richard Villarroel (27), petambang yang ditarik di urutan ke-28, juga mengatakan pengalamannya. ”Rasanya memang seperti menunggu kematian,” katanya kepada harian Inggris, The Guardian.

”Kami seperti sia-sia dan kehilangan berat badan. Saya sudah sempat pasrah tidak akan pernah lagi melihat bayi saya, yang justru paling saya tunggu-tunggu selama ini,” kata Villarroel, yang sedang menantikan kelahiran seorang bayi yang sedang dikandung istrinya.

Keadaan melegakan setelah upaya pertolongan makin jelas. Saat itu, barulah mereka saling bercanda tentang apa yang paling menakutkan mereka.

Ketakutan terbesar mereka ada banyak, tetapi di antaranya adalah terjadi kanibalisme di antara sesama petambang. Namun, semua itu baru bisa jadi bahan pembicaraan setelah pertolongan semakin nyata.

Perasaan lega muncul setelah mereka bisa berkomunikasi dan dikirim makanan. Mereka semakin yakin dengan penyelamatan karena Presiden Cile Sebastian Pinera meyakinkan mereka bahwa pertolongan sedang diupayakan.

Rosario dari Paus Saat menunggu pertolongan tiba, para psikolog dan para ahli gizi juga dilibatkan. Demi- kian pula para ahli kesehatan turut dilibatkan secara rutin memeriksa catatan kesehatan mereka. Catatan kesehatan inilah yang menjadikan mereka diurut, terutama tentang siapa yang duluan dan belakangan ditarik.

Ahli kebatinan dan juga keagamaan turut dilibatkan untuk menenangkan batin mereka. Hal itu semakin diperkuat lagi dengan pemberian rosario, yang diberkati langsung oleh Paus Benediktus XVI.

Berita-berita yang terjadi di permukaan bumi juga dikirimkan kepada mereka agar pikiran mereka tidak terganggu atau tidak merasa terisolasi, tetapi tetap merasa seperti terhubung dengan dunia luar.

Saat ini semua petambang relatif sehat, dan 31 orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Dua orang masih dirawat karena ada yang harus menjalani perawatan gigi dan salah satu petambang masih merasa pusing.

Direktur Kesehatan Regional Paola Neumann mengatakan, 31 petambang sudah pulang karena tidak memiliki masalah serius soal kesehatan. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com