Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nobel bagi Korban Tiananmen

Kompas.com - 12/10/2010, 03:07 WIB

BEIJING, SENIN - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2010, Liu Xiaobo (54), mendedikasikan hadiah itu kepada korban Tragedi Tiananmen 1989, yang telah mengorbankan jiwa mereka demi perdamaian, kemerdekaan, dan demokrasi di China.      

”Ini adalah penghargaan bagi jiwa-jiwa yang hilang pada (peristiwa) Empat Juni,” tutur Xiaobo dengan berlinang air mata saat istrinya, Liu Xia, menemui dia di penjara Jinzhou, Liaoning, Minggu.

Xiaobo mengacu pada tragedi pembantaian demonstran oleh tentara China di Lapangan Tiananmen, Beijing, 4 Juni 1989.

   Kabar pertemuan Xiaobo dan istrinya tersebut disebarluaskan, Senin (11/10), oleh organisasi Human Rights in China yang berbasis di New York, Amerika Serikat, dan harian Dagbladet di Oslo, Norwegia.

Xiaobo ikut dalam demonstrasi Tiananmen. Dia sempat menemui pimpinan gerakan mahasiswa dan komandan pasukan militer untuk merundingkan pembubaran unjuk rasa secara damai demi menghindari jatuhnya korban. Namun, sejak itu dia dicap sebagai pembangkang.

Tahanan rumah

Liu Xia sempat diberitakan hilang sejak Jumat pekan lalu. Namun, melalui pesan di Twitter, Xia mengatakan ia dalam tahanan rumah dan dijaga ketat polisi sejak Hadiah Nobel Perdamaian diumumkan, Jumat (8/10).

”Saudara-saudara, aku telah pulang. Sejak tanggal delapan (Oktober) mereka menempatkan aku dalam tahanan rumah. Aku tidak tahu kapan bisa ketemu kalian semua,” kata Xia dalam tweet-nya Minggu malam.

Xia bertemu Xiaobo di penjara dan mengabarkan hadiah tersebut tanggal 9 Oktober. ”Telepon seluler saya rusak. Nanti aku kabari lagi,” lanjut Xia.

Human Rights in China menyebutkan, jika Xia ingin keluar rumah, dia harus dalam pengawalan polisi. Xia dibawa polisi menuju Jinzhou, Jumat, dan dipulangkan ke Beijing, Minggu.

Para polisi dan dan aparat keamanan lain disebar di sekitar kompleks apartemen Xia di Beijing. Mereka mencegah wartawan masuk ke kompleks dan menginterogasi penghuni yang pulang ke apartemen mereka.

Rombongan diplomat Uni Eropa (UE) juga dilarang masuk ke kediaman Xia. Simon Sharpe, Sekretaris Satu bidang Politik perwakilan UE di China, berniat bertemu Xia untuk menyampaikan ucapan selamat dari Presiden UE. Namun, rombongan diplomat tersebut dicegat.

Pendukung ditekan

Aparat China juga menekan para pendukung Xiaobo. Di Beijing, aktivis Wang Lihong ditahan delapan hari setelah mengikuti perayaan kemenangan Xiaobo, Jumat. Di Hongkong, seorang aktivis sempat ditahan setelah mengguyurkan sampanye kepada petugas keamanan dalam aksi minum sampanye dan makan salmon Norwegia, sebagai bentuk dukungan bagi Xiaobo, di depan gedung perwakilan pemerintah pusat China, Senin.

Kemarahan China atas pemberian kemenangan Xiaobo dilampiaskan ke Pemerintah Norwegia. Juru Bicara Kementerian Perikanan dan Pantai Norwegia Magnus Hodne, Senin, mengatakan, China membatalkan sepihak jadwal perundingan. Menteri Perikanan dan Pantai Norwegia Lisbeth Berg-Hansen berada di China untuk mengunjungi Shanghai World Expo. Pertemuannya dengan mitranya dari China mendadak dibatalkan.

China jauh-jauh hari sudah memperingatkan bahwa pemberian Hadiah Nobel Perdamaian kepada pembangkang China akan dianggap sebagai tindakan tak bersahabat dan akan mengganggu hubungan kedua negara.

Proses seleksi dan penentuan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian memang dilakukan oleh Komite Nobel Norwegia.

(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com