Terakhir, China secara mendadak membatalkan undangan kepada 1.000 anak muda Jepang ke Shanghai Expo, yang dimulai hari Selasa ini. Menurut Shikata kepada AFP, pemberitahuan pembatalan undangan itu diberikan mendadak kepada kantor Kedutaan Besar Jepang di Beijing, Minggu tengah malam.
Media dan masyarakat China pun tak mau ketinggalan memanaskan suasana. Hari Sabtu, yang bersamaan dengan peringatan 79 tahun dimulainya invasi Jepang atas China pada 18 September 1931, protes anti-Jepang marak di beberapa kota utama di China, mulai dari Beijing, Shanghai, Hongkong, hingga Shenyang, tempat invasi tersebut dulu terjadi.
Jumat pekan lalu, sebuah perusahaan makanan dari Beijing juga membatalkan perjalanan wisata bersama sekitar 10.000 karyawan, keluarga, dan mitra bisnis perusahaan tersebut ke Jepang.
”China harus menyiapkan serangkaian rencana untuk memberikan sanksi lebih jauh kepada Jepang dan berjuang dalam pertempuran diplomatik melawan Jepang,” papar tajuk rencana tabloid hubungan internasional Global Times di China, seperti dikutip Reuters.
Meski situasi makin memanas, para pengamat berpendapat krisis ini tidak akan meletus menjadi konflik terbuka yang lebih parah.
”Hubungan China-Jepang sangat luas (cakupannya) dan tidak seorang pun yang ingin hubungan baik yang sudah terjalin memburuk hanya karena insiden ini,” tutur Cheng Xiaohe, pakar hubungan internasional dari Universitas Renmin, Beijing, kepada AFP.