Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Jepang Siap Lemahkan Yen

Kompas.com - 17/09/2010, 19:57 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda pada Jumat (17/9/2010) mengulang kembali ancamannya melakukan intervensi di pasar uang jika diperlukan untuk melemahkan yen. Ini menggambarkan keteguhan  pemerintah dalam menghadapi kritik luar negeri.     "Seperti kami telah katakan, sikap dasar kami adalah bahwa kami akan mengambil langkah menentukan, termasuk intervensi, jika perlu, dan saya ingin menjaga sikap," kata Yoshihiko Noda pada konferensi pers setelah pertemuan kabinet.     Noda dipertahankan dalam perubahan (reshuffle) kabinet Perdana Menteri Naoto Kan pada Jumat, setelah kemenangan utama Kan dalam pemilihan pimpinan partai berkuasa atas penantangannya Ichiro Ozawa, yang pro-intervensi.     Jepang pada Rabu melakukan intervensi di pasar uang global pertama sejak 2004 dalam sebuah estimasi dua triliun yen (23 miliar dollar AS) untuk membantu menjaga pemulihan yang didorong ekspor.     Keputusan itu mengejutkan pasar, karena Kan berusaha untuk membungkam mereka yang menuduh dia lamban dan menang atas pendukung Ozawa.     Sebuah yen kuat menempatkan eksportir Jepang pada posisi yang kurang menguntungkan karena  mengikis repatriasi pendapatan mereka dan daya saing, yang pada gilirannya mengancam pertumbuhan rapuh negara itu.     Namun, setiap pengulangan terjun ke pasar jika yen kembali bergerak naik dapat menimbulkan kemarahan dari mitra Jepang, Kelompok Tujuh, setelah intervensi unilateral Rabu melawan dengan keras Washington dan Brussels.     Perdana Menteri Luksemburg Jean-Claude Juncker pada Kamis mengecam tindakan di pasar uang itu, mengatakan mitra zona euro "tidak suka intervensi sepihak."     Juncker, yang mengepalai  menteri keuangan Eurogroup yang mengatur mata uang bersama, berbicara karena Menteri Keuangan AS Timothy Geithner terus terang memperingatkan China harus membiarkan kenaikan yuan terhadap dollar AS untuk mengakhiri distorsi perdagangan.     Sebelumnya, Perwakilan Demokrat AS Sander Levin, yang memimpin House Ways and Means Committee yang memiliki kekuasaan atas kebijakan pajak dan perdagangan, menyebut kebijakan Jepang "predator" dan "sangat mengganggu".     Dengan perdagangan dan surplus transaksi berjalan yang besar, Jepang memiliki kasus relatif lemah untuk menurunkan mata uangnya untuk meningkatkan ekspor, beberapa analis berpendapat.     Sementara yen baru-baru ini mencapai tertinggi 15 tahun secara nominal, masih di bawah puncak 1995 saat disesuaikan dengan perubahan harga dan dibandingkan ke sekeranjang mata uang yang digunakan oleh mitra dagang terbesar di Jepang, analis mengatakan.     Noda mengatakan dia "memeriksa" tanggapan luar negeri untuk intervensi, menambahkan, "Saya mengerti ada berbagai pendapat."     Yen berada di 85,72 terhadap dollar AS pada Jumat, hampir tiga yen melemah dari tertinggi 15 tahun 82,86 yang dicapai sebelum intervensi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com