Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imelda Marcos Dituntut

Kompas.com - 15/09/2010, 09:01 WIB

Terkenal sebagai pemilik dan pengoleksi ribuan perhiasan mahal dan pemilik 1.200 pasang sepatu bermerek itu, Imelda di usia tuanya harus duduk di kursi pengadilan. ”Mereka telah mengambil semua kekayaan keluarga kami,” kata Imelda.

”Pemerintah telah membekukan semua aset kami. Dari mana saya mendapatkan uang untuk mengembalikan kepada negara?” kata Imelda lagi.

Mantan Ibu Negara Filipina itu menolak usul untuk menyelesaikan kasus-kasus kekayaan haram. Ia pun yakin, melalui litigasi, ia dapat mengembalikan jutaan dollar AS dan aset lain yang telah disita oleh negara.

Ferdinand Marcos memerintah selama dua dekade sebelum ia akhirnya digulingkan pada 1986. Ia pun dituduh, selama massa dua dekade itu, ia telah merampas uang negara lebih dari 10 miliar dollar AS.

Sejarah mencatat Almarhum bersama sederet nama para diktator di era Perang Dingin, yang pernah dibuai akibat dukungan AS, telah menjadi sejarah terkait penjarahan kekayaan negara. Nama-nama mereka mendunia.

Bagi sebagian besar masyarakat Filipina, rezim Marcos juga tercoreng akibat pelanggaran hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan pembantaian terhadap aktivis prodemokrasi. Namun, Marcos Junior mengatakan, ayahnya, yang meninggal dunia pada 1989 di AS, tidak melakukan kejahatan dan seorang presiden yang lebih hebat daripada para penerusnya,

Namun, ayahnya telah menjadikan makanan beras sebagai sarana korupsi meski sepertiga dari 94 juta penduduknya miskin.

NFA, dari Marcos hingga Presiden Gloria Macapagal-Arroyo, juga telah menjadi sasaran korupsi. Ironisnya, ada impor beras berlebihan, tetapi tidak didistribusikan secara proporsional kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pada zaman Arroyo, beras itu membusuk. Ribuan ton beras tersimpan di gudang dan membusuk sia-sia meski rakyat kekurangan pangan. Arroyo juga dituding melakukan korupsi dalam setiap impor beras.

Hampir semua Presiden Filipina setelah Marcos terlibat dalam kasus korupsi, termasuk Joseph Erick Estrada, yang juga digulingkan oleh kekuatan rakyat. Saat ini, Filipina dipimpin Presiden Beningno Aquino (Ninoy). (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com