Pada hari Minggu (12/9), para pejabat dari Penjaga Pantai Jepang membawa kapal dan awaknya ke pulau sebelah selatan Okinawa untuk menguji kemampuan kapal itu.
Sebuah kapal Jepang mendampingi kapal nelayan tersebut dari dekat. Para penjaga pantai juga menemukan ikan di dalam kapal nelayan tersebut dan menyelidiki apakah ikan tersebut merupakan tangkapan ilegal di perairan yang dianggap Jepang sebagai wilayahnya.
Kementerian Luar Negeri China dengan tegas menyatakan melawan segala bentuk penyelidikan yang dilakukan Jepang terhadap kapal tersebut.
”Hal yang disebut Jepang sebagai pengumpulan bukti adalah tindakan ilegal, tidak valid. China menyerukan agar Jepang menghentikan segala tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan situasi serta segera membebaskan kapal dan awaknya tanpa syarat. Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu.
Sementara itu, Jepang memprotes China setelah Beijing menunda pembicaraan tentang negosiasi mengenai ladang minyak dan gas di kawasan Laut China Selatan. Ada empat ladang gas kontroversial di laut itu. Jepang menyatakan ingin memperluas kawasan zona ekonomi eksklusifnya.
Sementara itu, di kota Xiamen, China, sekitar 20 aktivis merencanakan untuk menggelar aksi protes terhadap Pemerintah Jepang. Mereka menyebut Jepang sebagai agresor. Rencananya, mereka akan membentangkan spanduk yang menandakan bahwa kawasan Kepulauan Senkaku atau Diaoyu merupakan wilayah China.
Pada hari Sabtu lalu, Jepang juga telah membuat protes resmi setelah sebuah kapal penjaga perairan China berupaya menghentikan kapal penjaga perairan Jepang sekitar 280 kilometer dari lepas pantai Okinawa. China melakukan ini untuk meningkatkan tekanan terhadap Jepang.(AP/AFP/Reuters/joe)