Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Markas Geng, Rasakan Desing Peluru

Kompas.com - 30/07/2010, 15:26 WIB

Di tengah tawa, tiba-tiba terdengar tembakan bertubi-tubi. Rasanya, tembakan itu tepat di atas ruangan yang kami tempati. Lalu, para anggota geng itu meminta kami tenang.

"Tenang, Anda aman. Ini sudah biasa. Pasti ada perkelahian atau perang geng. Plama, coba kami cek di luar," pinta Kop.

Plama tergopoh-gopoh keluar dari sarang yang rupanya berada di tengah permukiman warga coloured. Lalu, dalam 20 menit, dia kembali lagi. Entah apa yang dia katakan dalam bahasa Afrikaan itu. Yang jelas, dia tampak panik, begitu juga Kop. Kop bahkan langsung berdiri dan meminta kami tetap tenang dan langsung pergi, sementara anggota geng lain mengambil mobil kami.

Tidak lama, muncul seseorang. "Come... come this way! (Mari, lewat jalan sini)," pintanya dalam kegelapan.

Kami pun mengikutinya. Ini jalan lain dan sesekali kaki menendang batu atau benda keras. Lalu, kami masuk rumah orang dan keluar di pintu lain. Rupanya, mobil kami sudah ada di situ. Kami diminta segera masuk, dan sopir langsung tancap gas meninggalkan Handover.

"Go quickly. Pergi cepat, sampai jumpa lagi. Senang bertemu Anda. Suatu saat kita bisa ngobrol lagi," kata orang itu dan kami pun meninggalkan Handover yang sedang kacau karena rupanya ada perang gengster.

Perang gengster sudah jamak terjadi di Cape Town. Biasanya mereka berebut lahan atau pasar narkoba atau perselisihan lain. Jika sudah terjadi konflik, maka biasanya hal itu langsung menjadi perang antargeng yang melibatkan pistol.

Di Afsel, pistol beredar begitu bebasnya, terutama senjata ilegal. Dengan uang 100 rand (sekitar Rp 130.000) saja kadang kita bisa mendapat satu pistol.

Lebih dari itu, maskulinitas sangat diagungkan orang Afsel. Itu warisan kehidupan tribal juga bagian dari budaya mereka. Lelaki harus tangguh dan mendominasi. Ada berbagai macam simbol terkait kegagahan lelaki. Di kalangan geng, pistol bisa menjadi simbol kejantanan dan kegagahan. Jadi, banyak orang berusaha memiliki pistol.

Jika terjadi konflik, maka mereka tak ragu menggunakan pistol. Wajar jika banyak pembunuhan. Bahkan, dalam catatan Pemerintah Afsel, dalam sehari rata-rata ada 50 pembunuhan di Afsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com