Namun, Presiden FIFA Sepp Blatter akhirnya menyetujuinya. Pasalnya, ini sudah menjadi tradisi orang Afsel. "Kita tak bisa meng-Eropa-kan Piala Dunia 2010. Itulah sepak bola Afrika Selatan," katanya.
Memang benar, vuvuzela kini sudah menjadi atribut nasional, bahkan "bahasa nasional". Dia tak hanya bisa dibunyikan suku tertentu, tapi oleh seluruh warga Afsel, bahkan orang asing. Suaranya juga langsung dipahami sebagai selebrasi, gairah, semangat, kemudian menjadi pemersatu. Jika sekarang lebih dominan sebagai bagian bahasa sepak bola, maka bukan tak mungkin nantinya vuvuzela identik dengan pergelaran lain di negeri ini.
Faktanya, kini orang sering meniup vuvuzela meski tak ada sepak bola. Terkadang alat itu untuk memanggil teman, mengabarkan kegembiraannya, atau sekadar menyapa. Tak boleh marah jika kaget karenanya. Akan lebih ramai jika bisa membalas dengan suara vuvuzela juga.
Untuk membunyikannya memang susah jika belum pernah. Harus ada kombinasi vibrasi di bibir dan embusan angin yang kuat. Namun, faktaya kini hampir semua orang Afrika bisa dengan mudah membunyikannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.