Sudan Bebaskan Pemimpin Opisi Islam

KHARTOUM, KOMPAS.com - Sudan membebaskan pemimpin oposisi Islam, Hassan al-Turabi, satu setengah bulan setelah menangkapnya di Khartoum dan menutup surat kabar partainya.

"Ya, mereka telah membebaskan saya," kata Turabi kepada Reuters setelah tiba kembali, Rabu, ke rumahnya. Ia dikelilingi wartawan dan para pendukungnya. "Tidak ada penjelasan bagi penangkapan dan pembebasan itu. Tidak ada dasar bagi penangkapan itu. Tidak ada legalitas atau prosedur yang diikuti."

Turabi (78 tahun) yang dekat dengan Presiden Omar Hassan al-Bashir sebelum perjuangan kekuasaan sengit dan berpisah tahun 1999/2000, telah masuk dan keluar penjara sejak ia membentuk Partai Kongres Rakyat (PCP)-nya. Ia menampung pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden tahun 1990-an.

Partai Turabi telah mengajukan calon melawan Bashir pada pemilihan nasional April lalu. Calon Turabi itu kemudian menuduh Bashir, pemimpin Partai Kongres Nasional yang memperoleh sebagian besar suara di Sudan utara, telah mencurangi pemilihan.

Turabi menyatakan, ia memperkirakan kritiknya pada pemilihan itu mungkin yang telah memicu penahanan terakhirnya di penjara Kober di Khartoum. "Mereka mengira itu contoh buruk bagi orang yang menggunakan kebebasan mereka. Itu akan mendorong yang lain."

Agen-agen pasukan bersenjata telah menahan Turabi di rumahnya di Khartoum pada pertengahan Mei, kemudia melancarkan serangan fajar pada surat kabar partai Rai Al Shaab, menangkap seorang staf dan  menyita penerbitan. Beberapa pejabat Partai Kongres Nasional pimpinan Bashir mengatakan pada wartawan pada waktu itu, Turabi ditangkap karena dicurigai telah memerintahkan serangan pemberontak di wilayah Darfur, Sudan.

Mereka mengatakan tulisan di Rai Al-Shaab yang menuduh Bashir telah mencurangi pemilihan dan melaporkan Iran telah mengembangkan senjata di sebuah pabrik di Sudan yang direncanakan untuk membuat tidak stabil negara itu.

Kantor berita resmi Sudan, Suna, mengutip sumber keamanan yang mengatakan Bashir telah memerintahkan pembebasan Turabi. Pembebasan itu terjadi pada ulang tahun ke 21 Bashir berkuasa dalam kudeta tak berdarah, yang didukung Turabi.