Terlepas dari keberatan Parreira, harus diakui di lapangan bahwa Uruguay bermain lebih baik dan satu level di atas Afsel. Pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengubah strategi timnya saat main imbang 0-0 melawan Perancis menjadi taktik menyerang dengan pola agresif 4-3-3. Ia memasukkan striker Edinson Cavani untuk diduetkan dengan
Hasilnya, beberapa skema serangan yang ampuh, tajam, menggigit, dan sering memorak-porandakan kini belakang
Pertahanan tuan rumah begitu terbuka ketika Forlan menggiring bola di luar kotak penalti dan melepaskan tendangan yang menembus gawang Afsel pada menit ke-24.
Sebaliknya, Afsel dengan pola 4-5-1 terlihat kehilangan akal untuk menembus pertahanan Uruguay yang dilapis dua gelandang, Diego Perez dan Egidio Arevalo. Mereka tidak mampu menekan, hanya bermain-main bola di daerahnya sendiri dan sering melakukan
Ketika kesempatan menyerang itu didapat, mereka terburu- buru melepaskan tembakan. Striker Katlego Mphela terlihat malas bergerak, membuat lini tengah Afsel kebingungan memberi umpan. Ia mendapat satu peluang umpan silang, tetapi tandukannya melebar.
Play maker Steven Pienaar juga tampil tidak maksimal. Itu sebabnya, ketika Afsel butuh kiper menyusul diusirnya Khune, gelandang Everton itu yang diganti Pelatih Parreira.
”Yang terpenting saat ini adalah melupakan yang terjadi malam ini dan mempersiapkan diri untuk laga berikutnya,” kata Mokoena kepada wartawan di
Kekalahan telak Afsel itu seolah menjadi kado buruk bagi warga Afsel yang hari itu merayakan Hari Pemuda, peringatan atas perlawanan anak-anak muda Afsel di Soweto tahun 1976. Peristiwa tersebut ikut memberi andil bagi runtuhnya rezim apartheid Afsel.
(Mh Samsul Hadi