Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Setuju Pertukaran Bahan Nuklir

Kompas.com - 17/05/2010, 06:34 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Turki, Minggu (16/5), mengatakan, Iran menyetujui perjanjian pertukaran bahan bakar nuklir yang dapat membantu mengakhiri konflik Teheran dengan Barat soal program nuklirnya.

Perincian penuh mengenai perjanjian itu tidak dikeluarkan dengan segera oleh para pejabat Turki dan Brasil yang menengahi perselisihan Iran dan negara-negara besar Barat, yang menduga Teheran telah mengembangkan secara sembunyi-sembunyi bom atom. Kementerian luar negeri Turki mengatakan, pengumuman resmi mungkin akan dibuat Senin setelah perbaikan akhir oleh presiden Brasil dan Iran serta PM Turki.

"Ya, itu (perjanjian) telah dicapai setelah hampir 18 jam pembicaraan," kata Menlu Turki Ahmet Davutoglu ketika ditanya apakah akan ada perjanjian. Sebelumnya, PM Turki Tayyip Erdogan terbang ke Teheran untuk bergabung dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang telah membicarakan apa yang pemerintah Barat dan Rusia katakan mungkin akan menjadi kesempatan terakhir untuk menghindari sanksi PBB terhadap Iran.

Sebuah perjanjian yang ditengahi PBB, Oktober lalu, telah menawari Iran untuk mengapalkan 1.200 kg dari uraniumnya yang telah sedikit diperkaya, cukup untuk sebuah bom jika dimurnikan ke tingkat yang cukup tinggi, ke Rusia dan Perancis untuk dijadikan bahan bakar bagi reaktor riset Teheran.

Iran kemudian mengatakan negara itu hanya akan menukar LEU (uranium yang sudah sedikit diperkaya) itu dengan material yang bermutu lebih tinggi dan hanya di wilayahnya sendiri, syarat yang kelompok lain dalam perjanjian itu katakan tidak bisa diterima. Negara itu membantah berusaha untuk membuat bom atom.

"Saya akan ke Iran karena klausul yang akan ditambahkan ke proposal itu yang mengatakan pertukaran tersebut akan berlangsung di Turki," kata Erdogan sebelumnya. "Kami akan memiliki kesempatan untuk memulai proses mengenai pertukaran itu. Saya jamin bahwa kami akan menemukan kesempatan untuk mengatasi masalah itu, jika Tuhan menghendaki."

Lula juga mengatakan pada wartawan setelah mengadakan pembicaraan dengan Iran bahwa tingkat harapan untuk mencapai perjanjian, meningkat.

Sanksi membayang
Lula telah bertemu dengan Presiden Mahmoud Ahamdinejad dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamanei yang paling berkuasa di Iran, yang menentukan mengenai semua masalah negara seperti kegiatan nuklir Iran. "Amerika marah pada kedekatan negara-negara merdeka seperti Iran dan Brasil. Itulah mengapa mereka ribut menjelang perjalanan Anda (Lula) ke Iran," kata Khamenei seperti dikutip oleh televisi negara Iran.

Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, Jumat, bahwa upaya penengahan Lula akan gagal. Iran telah membantah tuduhan Barat bahwa negara itu sedang mengembangkan senjata nuklir dengan kedok program nuklir sipil.

Turki dan Brazil, keduanya anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, telah menawarkan diri untuk menengahi guna menemukan pemecahan atas jalan buntu itu pada waktu ketika negara-negara besar dunia dalam pembicaraan untuk menjatuhkan putaran keempat sanksi PBB terhadap Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com