Jakarta, Kompas -
Selain itu, menurut Vice President Komunikasi PT Pertamina Basuki Trikora, Minggu (7/2) di Jakarta, pada Januari lalu penyaluran tabung elpiji di Jawa Tengah dan Yogyakarta mencapai 100 persen atau 10,4 juta tabung. Dua provinsi itu bebas dari minyak tanah bersubsidi.
Minyak tanah tersedia di depot-depot BBM Pertamina bagi masyarakat yang masih membutuhkan. Perusahaan BUMN ini tetap menyediakan minyak tanah nonsubsidi.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Achmad Faisal menyatakan, konversi dari minyak tanah ke elpiji akan dituntaskan tahun ini.
Di wilayah I, yang meliputi sejumlah provinsi di Sumatera, rencana pengadaan tabung elpiji paket perdana juga meningkat dari rencana 4,1 juta menjadi 7,3 juta tabung elpiji.
Peningkatan kebutuhan terhadap tabung dan kompor elpiji terjadi hampir di semua wilayah. Ini terjadi tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Pulau Jawa.
”Bila peningkatan jumlah paket perdana (tabung dan kompor elpiji) itu tidak dilaksanakan, akan banyak permintaan tambahan dari pemerintah daerah terkait,” ujar Achmad Faisal.
Selain itu, lanjutnya, ada potensi gejolak sosial di kalangan masyarakat yang akan menolak program konversi tersebut.
Revisi terhadap target itu sedang dalam proses pengajuan ke pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.