CARACAS, KOMPAS.com - Venezuela, Kamis (28/1/2010), waktu setempat membantah pihaknya melanggar wilayah udara Kolombia. Sebaliknya, Venezuela menuduh tetangganya itu melakukan kampanye "kotor" terhadap Presiden Hugo Chavez.
Negara-negara Andean itu terlibat perseteruan sejak pertengahan tahun 2009. Venezuela menuduh Kolombia menjadi kacung Amerika Serikat di wilayah itu. Kolombia juga dituding bertekad menggoyahkan pemerintah sosialis Chavez.
Dalam pertikaian terbaru antara kedua negara itu, pemerintah Kolombia, Rabu mengeluhkan bahwa sebuah helikopter Venezuela terbang melintasi perbatasan itu dan berada dekat satu pangkalan angkatan darat. "Di Kolombia informasi ini digunakan untuk meningkatkan kampanye kebencian yang kotor terhadap rakyat Venezuela , kebencian terhadap presiden republik Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Venezuela Nicolas Maduro kepada wartawan.
Chavez mengatakan Kolombia bersekongkol dengan Amerika Serikat bagi kemungkinan melakukan penyerbuan ke Venezuela dengan satu perjanjian militer yang ditandatangani tahun lalu untuk mengizinkan akses militer AS ke tujuh pangkalan.
Tetapi Presiden Alvaro Uribe membantah tuduhan itu dan mengatakan perjanjian itu bertujuan untuk menumpas perdagangan kokain dan pemberontak di Kolombia dan tidak menimbulkan ancaman pada wilayah itu.
Perdagangan bilateral terganggu, setelah Chavez menghambat impor Kolombia, menurunkan penyembuhan ekonomi Kolombia dan menyebabkan kenaikan tingkat inflasi yang sudah tinggi di Venezuela akibat berkurangnya pasokan barang-barang.
Maduro mengatakan seluruh pesawat Venezuela beroperasi dalam wilayah nasional dan menuduh Kolombia merekayasa tuduhan sebagai bagian dari satu kebijakan "untuk membenarkan tindakan kekerasan di perbatasan kami."
Beberapa pengamat memperkirakan akan pecah perang antara Kolombia dan Venezuela, tetapi mereka khawatir ketegangan-ketegangan diplomatik dapat meningkatkan insiden-insiden di sepanjang perbatasan yang rapuh itu tempat tentara, gerilyawan , para pedagang obat bius, dan geng penjahat lainnya beroperasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.