Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela dan Kolombia Saling Tuding

Kompas.com - 29/01/2010, 15:15 WIB

CARACAS, KOMPAS.com - Venezuela, Kamis (28/1/2010), waktu setempat membantah  pihaknya melanggar wilayah udara Kolombia. Sebaliknya, Venezuela menuduh tetangganya  itu melakukan kampanye "kotor" terhadap Presiden Hugo Chavez.
    
Negara-negara Andean  itu terlibat perseteruan  sejak pertengahan tahun 2009. Venezuela menuduh Kolombia menjadi kacung  Amerika Serikat  di wilayah itu. Kolombia juga dituding bertekad  menggoyahkan  pemerintah sosialis Chavez.
    
Dalam pertikaian terbaru  antara kedua negara itu, pemerintah Kolombia, Rabu mengeluhkan bahwa sebuah helikopter Venezuela  terbang melintasi  perbatasan itu dan berada dekat satu pangkalan angkatan darat. "Di Kolombia informasi ini digunakan untuk meningkatkan kampanye kebencian yang kotor  terhadap rakyat Venezuela , kebencian terhadap presiden republik Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Venezuela  Nicolas Maduro kepada wartawan.
      
Chavez mengatakan Kolombia bersekongkol dengan Amerika Serikat  bagi kemungkinan melakukan penyerbuan  ke Venezuela dengan satu perjanjian militer yang ditandatangani  tahun lalu untuk mengizinkan akses militer AS ke tujuh pangkalan.
      
Tetapi Presiden Alvaro Uribe membantah tuduhan itu  dan mengatakan perjanjian itu bertujuan untuk menumpas perdagangan kokain  dan pemberontak  di Kolombia dan tidak menimbulkan ancaman pada wilayah itu.
    
Perdagangan bilateral terganggu, setelah Chavez  menghambat  impor Kolombia, menurunkan  penyembuhan ekonomi Kolombia dan menyebabkan kenaikan tingkat inflasi  yang sudah tinggi di Venezuela akibat berkurangnya  pasokan barang-barang.
    
Maduro mengatakan seluruh pesawat Venezuela beroperasi dalam wilayah nasional dan menuduh  Kolombia  merekayasa  tuduhan sebagai bagian dari satu kebijakan "untuk membenarkan tindakan kekerasan  di perbatasan kami."
    
Beberapa pengamat  memperkirakan akan pecah perang antara  Kolombia dan Venezuela, tetapi mereka khawatir  ketegangan-ketegangan diplomatik  dapat meningkatkan insiden-insiden  di sepanjang perbatasan yang rapuh itu tempat tentara, gerilyawan , para pedagang obat bius, dan geng penjahat lainnya  beroperasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com