Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perompak Somalia Dapat Tebusan 2,6 Juta Dollar AS

Kompas.com - 10/12/2009, 21:49 WIB

ATHENA, KOMPAS.com — Pengusaha Yunani, yang kapalnya ditahan perompak Somalia lebih dari enam bulan, Kamis (10/12/2009), menyatakan, perusahaannya sudah membayar tebusan kepada para perompak dan menunggu Ariana yang berbendera Malta itu dibebaskan. Ariana dan 24 awak Ukrainanya disergap pada 2 Mei lalu di utara Madagaskar dalam perjalanan ke Timur Tengah dari Brasil.

"Kami sudah membayar tebusan dan menunggu perompak itu membebaskan Ariana," kata Spyros Minas, kepala perusahaan perkapalan Alloceans. Ia menolak untuk mengungkapkan jumlah uang tebusan tersebut.

Sebelumnya, seorang perompak Somalia memberitahu Reuters bahwa helikopter telah menjatuhkan 2,6 juta dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 26 miliar) ke geladaknya. "Kami mengambil tebusan 2,6 juta dollar untuk membebaskan kapal Yunani itu," kata Farah, salah seorang begundal itu, lewat telepon.

"Kami sedang membagi uang itu dan turun sore," katanya.

Perompak Somalia mengumpulkan puluhan jutaan dollar Amerika Serikat dari uang tebusan, setelah menyandera kapal-kapal niaga di lautan India dan teluk strategis Aden, yang menghubungkan Eropa dengan Asia. Penempatan kapal angkatan laut berbagai negara di wilayah itu tampaknya hanya menghalau perompak dari pantai.

Gerakan penumpasan perompakan oleh Eropa Bersatu, persekutuan pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan beberapa negara gagal mencegah para bajak laut yang hingga kini masih menyandera 11 kapal beserta 283 awaknya.

Dalam pembajakan terkini, berdasarkan pernyataan angkatan laut Eropa Bersatu, Rabu, perompak menyergap kapal nelayan berbendera Pakistan, MV Shahbaig, Minggu. Menurut pasukan Navfor Eropa Bersatu, di kapal itu diperkirakan terdapat 29 pelaut Pakistan ketika diserang di 320 mil timur Socotra, pulau di lepas pantai Tanduk Afrika.

Perairan lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia dan Biro Bahari Dunia melaporkan telah terjadi 24 serangan di kawasan itu antara April hingga Juni pada tahun lalu. "Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun lalu, naik lebih dari 200 persen dari serangan pada 2007," kata biro itu.

Ronda angkatan laut asing di jalur pelayaran strategis dan ramai itu tampak hanya membuat gerombolan perompak memperluas serangan semakin jauh ke lautan India. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, tetapi kapal perang peronda di daerah itu tidak bisa berbuat banyak.

Pemerintah peralihan Somalia yang lemah, yang masih harus menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan perompak. Para perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan kekacauan sejak panglima perang menggulingkan penguasa Mohamed Siad Barre tahun 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com