Yuri Alekseyevich Gagarin menjadi pahlawan Uni Soviet karena dia merupakan manusia pertama yang mencapai ruang angkasa dan kembali ke orbit pada 12 April 1964.
Kalashnikov yang tampak sehat pada usia 90 tahun ini hidup sederhana di Izhevsk, sebuah kota industri sekitar 1.300 kilometer arah timur Moskwa. Padahal, senjata temuannya, AK-47, sudah terjual lebih dari 100 juta unit di seluruh dunia. Sebuah angka yang sebenarnya akan mendatangkan keuntungan finansial bagi penemunya.
Beberapa sumber menyebutkan, Kalashnikov hidup dengan uang pensiun sekitar 500 euro atau sekitar Rp 7 juta per bulan. Hal itu karena setiap warga negara bekas Uni Soviet tidak punya hak paten. Dia juga memperoleh sebuah vila mewah musim panas dan sebuah apartemen dengan empat kamar dari pemerintah.
AK-47 merupakan singkatan dari Avtomat Kalashnikova atau Automatic Kalashnikov, senjata serbu otomatis karya Kalashnikov. Sementara angka 47 menunjukkan senjata ini mulai diproduksi tahun 1947. AK-47 menjadi senjata serbu yang paling banyak diproduksi.
Angkatan Bersenjata Uni Soviet (kini Rusia) mulai menggunakan AK-47 tahun 1949, dua tahun setelah diproduksi dan ternyata efektif. Senjata ini kian populer di kalangan aksi bersenjata berhaluan komunis di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Saat perang Vietnam, AK-47 berperan utama dalam aksi tentara Vietnam Utara menghadapi tentara Amerika Serikat dan Vietnam Selatan.
Kini, angkatan bersenjata di 55 negara di dunia menggunakan AK-47 (yang sudah dimodernisasi) sebagai senjata organik mereka. Angkatan bersenjata Indonesia juga pernah menggunakan senjata AK-47 pada era Orde Lama dan awal Orde Baru.
Beberapa negara seperti Mozambik dan Burkina Faso menempatkan gambar AK-47 pada bendera mereka. Begitu juga pada bendera kelompok bersenjata Hizbullah. Banyak anak laki-laki di Afrika diberi nama ”Kalash”, singkatan dari Kalashnikov karena AK-47 dianggap membantu perjuangan mereka.
Di sisi lain, sikap Kalashnikov yang membuat AK-47 untuk membela tanah airnya juga masuk akal. Lahir di Kurya, wilayah Altai, masa kecil Kalashnikov sangat tragis. Ayahnya termasuk salah satu korban pengasingan diktator Uni Soviet, Joseph Stalin, pada tahun 1930.