Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hah... Bayi Satu Tahun "Hamil"

Kompas.com - 13/09/2009, 13:10 WIB

Saat melihat foto Kang, Alvarez menduga pembesaran perut yang dialami Kang adalah bakal calon bayi yang tidak tumbuh dengan sempurna. “Bisa jadi ini merupakan tipe parasit kembar yang dikenal dengan nama fetus-in-fetu,” jelasnya.

Menurut Alvarez, pada kondisi ini akan dijumpai tumor yang terus berkembang dalam tubuh, di mana tumor tersebut mengandung bagian-bagian tertentu dari janin.

Menarik Perhatian

Kasus fetus-in-fetu selalu menarik perhatian media-media di dunia. Meski kasus yang tercatat hanya sedikit, namun setiap kasus yang terjadi selalu tercatat dalam dunia medis. Salah satunya, kondisi yang dialami Alamjan Nematilaev tahun 2003 silam.

Bocah laki-laki berusia tujuh tahun ini bisa selamat meski selama bertahun-tahun membawa ‘janin’ saudara kembar dalam perutnya. Saat itu guru olahraganya di Kazakhstan memintanya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, ketika mengetahui perut si bocah bertambah besar.

Ketika operasi dilakukan, jaringan parasit tersebut sudah bertahun-tahun berada dalam perutnya. Bahkan janin itu telah berkembang dengan sempurna –memiliki rambut, tangan, jari tangan, kaki, kepala, kaki, alat kelamin dan wajah yang sempurna. Janin tersebut sejatinya saudara kembar Alamjan.

Hal serupa dialami Eljie Millapes, bayi berusia dua bulan asal Baguio, Filipina. Agustus 2007 lalu ia divonis mengalami fetus-in- fetu. Untungnya orangtua Eljie langsung menghubungi dokter untuk segera mengeluarkan janin di dalam perutnya.

Di Indonesia, kasus fetus-in-fetu pun pernah terjadi. Kasus ini dialami bayi berusia dua bulan asal Medan, Afiah Syafina, Januari 2008 silam. Semua Afiah didiagnosa mengidap tumor dalam perut. Namun, setelah dilakukan operasi pada 19 Januari 2008, hasilnya sangat mengejutkan : jaringan yang disangka tumor itu ternyata janin berusia lima bulan. mail/fox/wik/tis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com