Maliki kini lebih percaya diri setelah Koalisi Negara Hukum yang dia pimpin dan berorientasi nasionalis berhasil memenangi pemilu legislatif tingkat provinsi bulan Januari lalu, walau tanpa keberadaan kekuatan politik utama Syiah lain.
Pada pemilu tingkat provinsi itu, Koalisi Negara Hukum unggul telak atas SIIC dan kubu Al-Sadr di Baghdad dan provinsi di wilayah tengah dan selatan Irak yang justru berpenduduk mayoritas Syiah.
Hal lain yang membuat Maliki tak mau bergabung dengan sesama Syiah adalah karena permintaannya mendepak musuh bebuyutannya, Ibrahim Jaafari dan kubu Al-Sadr, dari Koalisi Nasional Irak tidak terpenuhi. Hal itu yang membuat Maliki kecewa berat dan akhirnya memutuskan tidak bergabung.
Hasil pemilu legislatif Januari 2009, yang mengantarkan kemenangan partai nasionalis dan menguburkan partai-partai agama, memaksa para elite politik Irak mengevaluasi diri, termasuk para elite Syiah, dalam menghadapi Pemilu 2010.
Di sisi lain, peta politik Irak juga mulai berubah secara
Kini Kurdi Irak makin kuat dan makin leluasa dengan otonomi lebih besar. Kurdi makin kuat, ditopang kekayaan minyak, yang kini sudah mulai dikuasai raksasa minyak AS, Eropa, dan juga sudah dimasuki investor asal Israel.
Apakah Irak akan menuju persatuan atau jurang perpecahan?