Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Michael Jackson di Bahrain

Kompas.com - 08/07/2009, 15:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah dibebaskan dari tuduhan kekerasan anak pada 2005, Michael Jackson mengasingkan diri dari publik.

Pada akhir Juni 2005 dia pergi ke Bahrain, sebuah negeri 33 pulau di Teluk Persia yang menjadi pangkalan Armada Kelima AS.

Adalah Jermaine Jackson, teman dari putra penguasa Bahrain, yang mengenalkan Michael ke negeri ini dan Jermain pula yang berjasa memalingkan Michael dari kegaduhan akibat peradilan yang memalukannya.

Abdullah Hamad Al Khalifa, si putra raja Bahrain itu, bahkan memperlakukan Michael lebih baik dari itu.

Dia mengguyuri Michael dengan perhatian dan dollar AS, kemudian menyebutnya dengan kata "saudaraku" dan mewartakan ke media massa bahwa dia telah membangun hubungan sangat akrab dengan sang bintang.

Jermaine masuk Islam pada 2001 setelah berkunjung ke Saudi Arabia, tetapi indikasi terkuat yang menunjukkan ada hubungan Michael dengan Islam adalah kedekatannya dengan organisasi Islam di AS yang cenderung sangat fanatik, Nation of Islam.

Pada September 2005, Mohammed Bin Sulaiman, juara reli Uni Emirat Arab (UEA), mengajak Michael jalan-jalan ke UEA. Abdullah duduk di belakang, sementara Michael di depan, dengan alasan hati Michael lagi gundah gulana dan tidak berada di mana pun, tidak di Los Angeles, tidak San Francisco, tidak pula di Bahrain, atau UEA.

Abdullah memberi Michael uang 300.000 dollar AS. Dua bulan kemudian, pada November 2005, Bahrain Tribune mewartakan di halaman depannya bahwa Michael yang menyepi ke Bahrain akan membangun masjid di Neverland.

Ini adalah bentuk penghargaan Michael kepada Bahrain karena menjadi tempat berlabuh di kala hatinya hancur gara-gara peradilan pencabulan anak. Namun, Sheikh Bahrain tak setuju dengan rencana ini karena membangun masjid di Neverland sama dengan melacur. Abdullah pun menuntut Michael dengan 7 juta dollar AS.

Hubungan di antara mereka memang akhirnya membaik lagi, tetapi pencarian Michael ke daerah timur berakhir sudah. Dia kembali ke Los Angeles yang penuh polusi dan berselimut nestapa. Di kota ini pula dia ambruk dan meninggal di tengah persiapannya menyelenggarakan rangkaian 50 konser di Inggris. Kini seluruh dunia berduka, termasuk kawasan Timur Tengah. (Pierre Tristam/About.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com