Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kronologi Lengkap Penyiksaan 4 Mahasiswa Indonesia di Mesir

Kompas.com - 05/07/2009, 08:33 WIB

Para mahasiswa itu akhirnya sampai di kantor polisi tak lama setelah adzan Subuh berkumandang. Polisi berpakaian preman menutup mata mereka dengan kain, dan membawa mereka ke sebuah kamar yang kotor dan pengap berukuran sekitar 4 x 4 meter. Seluruh barang-barang mereka seperti telepon genggam juga disita oleh polisi, dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menelepon pihak keluarga.

"Di kamar itu para mahasiswa disuruh duduk tanpa boleh melonjorkan kaki sampai kira-kira jam 08.00 pagi waktu setempat," ujar Roudhatul mengutip perkataan adiknya.

Mereka akhirnya menjalani proses interogasi setelah mendapat sarapan berupa manisan. Ia mengatakan, Fathurrahman sempat terkejut karena di ruangan itu juga banyak tahanan seperti mereka dari berbagai kewarganegaraan. Ia mengatakan, Fathurrahman masih bisa mengingat bahwa saat itu terdapat 19 orang tahanan termasuk empat mahasiswa, yakni dua orang warga Perancis, seorang Kanada, lima warga Aljazair, dan sisanya dari Rusia.

Disetrum di kemaluan

Roudhatul mengatakan, penderitaan mahasiswa Indonesia tersebut terus berlanjut dan semakin parah saat proses interogasi. Ia mengatakan, adiknya mendapat giliran interogasi setelah adzan Dzuhur berkumandang.  Namun, baru saja Fathurrahman memasuki ruangan interogasi dengan mata ditutup kain, kemaluan adiknya langsung disetrum.

Mahasiswa jurusan syariah di Universitas Al Azhar itu dihadapkan ke meja dan seorang polisi menanyakan siapa pemilik poster Syeikh Ahmad Yasin yang disita dari rumah mereka. Dan setelah menjawab pertanyaan itu, pantat Fathurrahman kembali disetrum beberapa kali.

Setelah itu, seorang polisi membuka paksa pakaian Fathurrahman dan menyuruhnya duduk di lantai dalam kondisi telanjang. Kaki mahasiswa berambut ikal itu diselonjorkan dan diikat, serta kedua tangan juga diikat ke belakang.

"Awalnya polisi menanyakan pertanyaan yang sederhana seperti di mana adik saya shalat, dan apakah dia selalu hadir setiap kuliah. Tapi setiap habis menjawab pertanyaan, polisi kembali menyetrumnya di bagian tangan hingga ke buah pelirnya," ujar Roudhatul.

Berdasarkan pengakuan Fathurrahman, lanjutnya, pertanyaan dari polisi akhirnya mulai menjurus pada dugaan keterlibatan mereka dengan jaringan teroris dan pergerakan Islam garis keras. Polisi menanyakan Fathurrahman apakah mengenal orang Mesir dan bermain bola dengan mereka, apakah dia kenal dengan Osama Bin Laden, mengenai pergerakan jihad, dan apakah dia anggota dari Ikhawanul Muslimin. Proses interogasi itu berlangsung sekitar 20 menit dan setiap menjawab pertanyaan ia diberi setruman di sekujur tubuh, seperti di paha, perut, puting susu. "Sampai sekarang bekas setruman itu masih membekas di tubuh adik saya," ujarnya.

Penderitaan para mahasiswa tersebut terus berlanjut setelah proses interogasi dan mereka dipindahkan ke tahanan "Hay Sittah" (distrik enam). Di tempat itu mereka dijebloskan ke sebuah tahanan yang berukuran sekira 3,5 x 4 meter yang diisi 19 orang. Ruangan tersebut hanya dilengkapi sebuah WC bersama, lampu penerang yang redup, sebuah lubang udara, dan tanpa jendela sehingga penghuninya tak bisa membedakan malam dan siang.

"Selama di dalam tahanan ini mereka tidak disediakan makanan dan air, sehingga mereka terpaksa minum air di kamar mandi. Di sana para mahasiswa juga terpaksa harus beli makanan sendiri melalui polisi di tahanan, dan dua hari itu hanya makan dua mangkok kosari (buah pakis)," ujar Roudhatul.

Empat mahasiswa malang ini ditahan di tempat itu selama dua hari hingga dibebaskan tanggal 1 Juli 2009. Tepat pada Rabu (1/7) dini hari sekitar pukul 02.00 waktu setempat, mereka dibebaskan dengan beberapa pesan dari polisi, yakni mereka dilarang berkumpul bersama Ikhwanul Muslimin, mereka cukup belajar saja di Mesir, dan polisi akan memulangkan mereka ke Indonesia apabila mereka ditangkap lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com