ISLAMABAD, KOMPAS.com
Petugas intelijen menyebutkan, sebanyak 15 orang tewas dan 27 luka-luka akibat serangan peluru kendali (rudal) tersebut.
Dua serangan yang dilakukan pesawat tanpa awak itu, dijelaskan dua petugas intelijen, terjadi di Waziristan Selatan. Wilayah itu merupakan benteng pertahanan Mehsud yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Afganistan. Di wilayah itu pula tentara Pakistan terus meningkatkan serangan militer untuk melumpuhkan atau mengusir para gerilyawan Taliban.
Pada hari yang sama, menurut sumber intelijen, pesawat-pesawat tempur Pakistan mengebom tempat persembunyian gerilyawan, dekat perbatasan Pakistan- Afganistan. Serangan itu menewaskan sedikitnya empat gerilyawan dan melukai tujuh orang.
Serangan pesawat-pesawat tempur itu menghantam beberapa sasaran di Waziristan Utara, tempat para gerilyawan Taliban beberapa waktu lalu menyergap tentara dan menewaskan 16 prajurit Pakistan.
Serangan AS terjadi bersamaan dengan pertemuan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano dengan beberapa pejabat Pakistan, di ibu kota Pakistan, Islamabad.
Menurut juru bicara Kedutaan AS, Janet mendiskusikan topik- topik yang menjadi kepentingan bersama kedua negara.
Serangan pesawat tanpa awak itu adalah serangan terbaru yang dilakukan AS setelah lebih dari 40 serangan serupa dilakukan sebelumnya, terhadap target-target gerilyawan bersenjata di perbatasan Afganistan-Pakistan, sejak Agustus 2008.
Akan tetapi, selama ini Pemerintah AS tidak secara langsung mengakui bertanggung jawab atas serangan-serangan itu, yang telah menewaskan warga sipil dan para gerilyawan.
Sebagian besar warga Pakistan mengkritik serangan dengan pesawat tanpa awak itu dan pejabat-pejabat Pemerintah Pakistan pun secara resmi telah memprotes serangan itu sebagai melanggar kedaulatan Pakistan.
Meski demikian, sebagian besar pakar meyakini Pemerintah Pakistan secara rahasia menyetujui serangan-serangan itu dan kemungkinan membantu AS dengan informasi intelijennya.
Salah satu obyek yang menjadi sasaran serangan AS adalah bekas seminari di desa Mantoi, yang diduga digunakan Mehsud untuk melatih calon-calon pengikutnya.