Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Negara Berkembang Hanya Tumbuh 1,2 Persen

Kompas.com - 19/06/2009, 14:11 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Resesi ekonomi global dan masih rentannya pasar finansial dunia membuat semakin tergerusnya arus dana modal ke negara-negara berkembang. Sebagai bukti, di tahun 2008, arus dana yang masuk ke negara berkembang anjlok menjadi 707 miliar dollar AS. Ini merupakan penurunan paling tajam dari nilai tertingginya sebesar 1,2 triliun dollar AS pada tahun 2007 lalu. Selain itu, arus modal internasional juga diproyeksikan akan terus merosot lebih dalam lagi di tahun 2009 menjadi 363 miliar dollar AS.

Laporan yang dirilis Bank Dunia bertajuk “Global Development Finance 2009: Charting a Global Recovery” mengingatkan bahwa saat ini dunia tengah memasuki era perlambatan pertumbuhan. Kondisi ini merefleksikan ketatnya kredit dan sistem finansial yang belum stabil. Negara-negara berkembang diprediksi hanya akan tumbuh sebesar 1,2 persen pada tahun ini, setelah sebelumnya tumbuh 8,1 persen di 2007 dan 5,9 persen di 2008.

Jika China dan India tidak dimasukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) di negara-negara berkembang lainnya diproyeksikan akan mengalami penurunan sebesar 1,6 persen. Kondisi ini akan menyebabkan angka pengangguran kian membeludak dan tingginya tingkat kemiskinan. Pertumbuhan global juga diramalkan akan negatif, dengan kontraksi PDB global di 2009 mencapai 2,9 persen.

“Adanya kebutuhan untuk merestrukturisasi sistem perbankan, yang dikombinasikan dengan pembatasan ekspansi negara maju, akan menyebabkan sulitnya perekonomian global mengalami rebound,” jelas Justin Lin, Chief Economist and Senior Vice President Development Economics Bank Dunia.

Meski demikian, lanjut Lin, respons kebijakan yang luar biasa dari sejumlah negara-negara dengan perekonomian besar telah mencegah terjadinya kolaps secara sistemik dalam perekonomian dunia. Untuk itu, dia menekankan pentingnya aksi global untuk menangani krisis saat ini. (Barratut Taqiyyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com