Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Iran Memilih

Kompas.com - 12/06/2009, 05:18 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Rakyat Iran menggunakan hak untuk memilih presiden baru hari ini, Jumat (12/6). Kampanye yang berlangsung sejak 22 Mei lalu berakhir pada Kamis kemarin. Namun, suasana kampanye amat panas.

Dua kandidat utama, Presiden saat ini Mahmoud Ahmadinejad dan tokoh reformis Mir Hossein Mousavi, diperkirakan akan bersaing ketat. Keberadaan mereka dilengkapi dua kandidat lain, yaitu mantan Ketua Parlemen Mehdi Karroubi dan mantan Panglima Garda Revolusi Mohsen Rezai.

Peringatan disampaikan seorang pejabat Garda Revolusi yang sangat berkuasa di Iran agar para pendukung calon presiden menahan diri. Hal itu merefleksikan atmosfer politik yang tegang.

Analis mengatakan, pesan Panglima Garda Revolusi Yadollah Javani secara implisit memperingatkan para pendukung Mousavi yang umumnya kalangan muda bahwa Garda Revolusi tidak akan menoleransi gerakan politik pascapemilu.

Javani menggambarkan kampanye Mousavi serupa dengan ”Revolusi Beludru” yang mengarah pada penjungkalan pemerintahan komunis pada tahun 1989 di Cekoslowakia, yang kini sudah terpecah dua. Javani menuduh kelompok reformis merencanakan aksi protes soal kecurangan pemilu untuk memicu kerusuhan di jalanan jika Mousavi kalah.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad diyakini mendapatkan dukungan luas dari Garda Revolusi dan para ulama meski tidak satu pun dari mereka secara terbuka menyampaikan dorongan untuk memilih salah seorang calon.

Di luar perkiraan

Kampanye menjelang pemilihan presiden tahun ini berlangsung di luar perkiraan dalam hal tingkat ketegangan dan belum pernah terjadi selama ini dalam politik Iran. Para kandidat saling menghina dan menuduh saingan berbohong atau korup.

”Satu hal yang jelas, Iran tidak akan mempunyai lagi debat kandidat presiden di televisi. Masalahnya, para kandidat tidak melakukan debat dengan sikap dewasa,” kata seorang diplomat asing di Teheran.

Kampanye kali ini juga berhasil memobilisasi massa, terutama oleh pendukung Mousavi, seorang mantan Perdana Menteri Iran. Kali ini kubu oposisi seperti di atas angin. Kubu reformis berharap bisa menaklukkan pemerintahan sekarang. ”Saya kira persaingan amat ketat, terutama antara Ahmadinejad dan Mousavi,” kata seorang analis di Teheran yang tidak mau disebut namanya.

Satu kandidat harus meraih suara di atas 50 persen. Apabila tidak, pemilu akan diulang pada 19 Juni khusus untuk dua kandidat peraih suara tertinggi.

Meski demikian, tidak sedikit yang memperkirakan kemenangan bagi Presiden Ahmadinejad. ”Presiden memiliki pendukung di seantero negeri,” kata Hamid Najafi, Pemimpin Redaksi Kayhan International. Pendukung presiden menyetujui kebijakan populis yang dilakukan selama ini. (REUTERS/AP/AFP/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com