Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Japemethe, Kumpulan Orang "Aneh" dari Yogya di Facebook

Kompas.com - 22/05/2009, 07:49 WIB

"Lewat gambar-gambar itulah kami berkomunikasi, berkelakar, bercanda, karena begitu gambar di-posting teman-teman langsung saling melemparkan komentar yang lucu-lucu. Meskipun secara fisik kami banyak yang belum saling bertemu, namun kami bisa bercanda secara bebas dan beretika," lanjutnya.

Topik-topik yang dijadikan bahan diskusi adalah topik ringan, kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta, informasi tempat makan, tempat pacaran, dunia mistik, dan lain-lain. Semakin hari topik semakin berkembang karena anggota komunitas ini ternyata sangat aktif, baik mengisi topik maupun membuat topik baru. "Topik selalu diisi dengan tanggapan-tanggapan lucu yang membuat pembaca terpingkal-pingkal dan kangen untuk selalu membuka topik-topik baru maupun lama," katanya menjelaskan.

Perkembangan selanjutnya tidak berhenti sampai pada topik-topik tertulis, tetapi berkembang menjadi "perang gambar" yaitu ledek-ledekan sesama anggota melalui foto-foto mereka yang dibuat lucu, dijadikan sosok lain. Dan uniknya mereka belum saling mengenal dan tidak marah karena komunitas ini punya motto "Nesu Mulih" atau "kalau marah pulang saja."

Pada waktu diluncurkannya komunitas ini di facebook, menurut Iwan Soetrisno, ternyata sambutannya luar biasa. "Dalam waktu satu malam anggota yang bergabung mencapai 150 orang dan berkembang terus hingga mendekati angka 3.000 dalam waktu singkat," katanya.

Para anggota itu bisa datang dari mana saja. Hampir di seluruh pulau besar di Indonesia, ada anggota Japemethe. "Bahkan beberapa anggota kami juga datang dari kota-kota besar di dunia, seperti London, Moskow, Los Angeles, Las Vegas, Kuala Lumpur, Den Haag, Amsterdam sampai di Suriname, dan tentunya mereka orang Jawa atau Indonesia. "Kami hanya kenal di dunia maya, tetapi kami akrab dengan mereka, seperti layaknya teman lama," katanya.

Begitu akrabnya saling meledek melalui topik-topik dan komentar pada gambar-gambar yang ditayangkan membuat para anggota tidak sabar untuk saling bertemu muka, ingin segera mengenal dari dekat seperti apa wajah asli sesama anggota.

Patih Japemethe, Tarsisius Wintoro, memberi istilah tatap muka dengan kopi darat. "Meskipun minumannya teh, tapi istilahnya kopi darat. Ya enggak tahu, muncul begitu saja," katanya.

Pada 23 Mei 2009 besok, mereka akan menggelar pertemuan pertama Komunitas Japemethe, yang akan diselenggarakan di Dalem Djowitan, Jl Patangpuluhan No 20 Yogyakarta. "Telah disiapkan acara yang akan diisi oleh anggota Japemethe sendiri, ada game, musik dari dangdut sampai musik jalanan. Suguhannya? Wah ini kan di Yogya, yang demikian akrab dengan istilah warung angkringan, suguhannya ya nasi kucing yang sebungkus 1.000-an itu," kata Wintoro terkekeh.

Lebih lanjut, Wintoro masih mengungkapkan keheranan yang diberinya istilah "ajaib". "Ya memang ajaib, kami belum pernah bertemu, tapi kami sangat saling percaya. Acara besok Sabtu ini, juga dengan dana 'bantingan'. Member dari luar Yogya langsung mentransfer sumbangannya melalui rekening salah satu anggota. Saya sendiri juga heran. Mungkin karena kami memiliki kesenangan yang sama, seolah di Japemethe ini kami menemukan dunia baru," katanya penuh keheranan.

Bahkan Iwan Soetrisno selaku Adipati Japemethe berangan-angan, pada saatnya nanti komunitas ini bukan hanya untuk kesenangan diri sendiri. "Saya berangan-angan, suatu saat kami bisa berguna bagi Provinsi Yogyakarta," katanya.f

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com