Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Desak Netanyahu Hentikan Perluasan Permukiman

Kompas.com - 20/05/2009, 07:19 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan sejumlah seruan agar pembangunan permukiman Yahudi dihentikan sebagai langkah perlu ke arah perdamaian di Timur Tengah dalam kunjungan ke Kongres AS, Selasa (20/5). Netanyahu bertemu dengan para anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat yang diketuai John Kerry yang mengatakan bahwa ia telah menyampaikan secara langsung isu pembangunan permukiman dengan Perdana Menteri itu.
    
 "Saya menekankan lagi kepada Perdana Menteri tentang pentingnya Israel bergerak maju khususnya soal isu permukiman," kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuan tersebut. "Kami juga menekankan bahwa ini bukan satu jalan dan beban tidak hanya pada Israel untuk mengambil semua langkah," ujarnya.
     
Menurut dia, adalah vital bahwa dunia Arab juga "mengambil langkah-langkah untuk mengindikasikan keinginannya memberi sumbangan bagi kemajuan di atas jalan menuju perdamaian." Netanyahu, yang keluar dari tempat pertemuan bersama Kerry, mengatakan bahwa Israel akan mengusahakan perdamaian dengan pihak Palestina secara independen sama halnya dengan apa yang terjadi di Iran, yang AS dan Israel sama-sama khawatirkan sedang mengembangkan program senjata nuklir.
     
"Israel dan banyak negara Arab tetangganya punya latar sejarah unik dan memahami ancaman dari Iran yang mengembangkan kapabilitas senjata nuklir," kata Netanyahu. "Kami ingin berupaya mencapai perdamaian secara independen seperti apa yang terjadi di Iran, tapi faktanya... hal itu hendaknya dilakukan secara paralel," ujarnya. Netanyahu yang telah diterima Presiden AS Barack Obama dan mengupayakan pendekatan diplomatik menghadapi Iran juga sependapat dengan keharusan Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com