Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babi Kena Flu, Sapi Ikut Dihindari

Kompas.com - 30/04/2009, 10:10 WIB

TUBAN, KOMPAS.com — Merebaknya virus flu babi yang terus-meneurs diberitakan di media massa membuat masyarakat takut mengonsumsi daging. Uniknya, bukan hanya daging babi yang dihindari, melainkan juga daging sapi. Masyarakat di Kabupaten Tuban, misalnya, tidak berani mengonsumsi daging sapi sejak mendengar kabar penyebaran virus flu babi. Akibatnya, omzet penjualan daging merosot hingga 50 persen.

Menurut Puji Astuti (30), penjual daging sapi di Pasar Baru Tuban, selama beberapa hari terakhir dia hanya mampu menjual 25 kg daging dalam sehari. Padahal, sebelum kabar virus flu babi tersebar, rata-rata ia mampu menghabiskan hingga 60 kg daging sehari. Hal yang sama juga dialami Fuad Amin yang mengaku, dua hari terakhir hanya mampu menjual daging sapi sebanyak 30-35 kg meski kios dagingnya di Pasar Baru buka hingga pukul 14.00. “Sekarang sepi. Orang-orang takut makan daging. Takut kena flu babi,” keluh Fuad, Rabu (29/4).

Para penjual daging sapi berharap, pemerintah segera melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak enggan mengonsumsi daging lantaran takut terkena virus flu babi. Sebab, jika kecemasan masyarakat terhadap ancaman virus itu tidak segera diredam, dipastikan puluhan penjual daging sapi bakal gulung tikar.

Sementara itu, suasana di rumah pemotongan hewan Srumbung, Kelurahan Kutorejo, juga tak jauh beda dengan Pasar Baru. Para petugas pemotong hewan hanya duduk santai meski baru pukul 09.00.

Munip (53), salah satu petugas pemotong hewan, mengatakan, jumlah sapi yang dipotong berkurang karena permintaan daging sapi menurun. Pada hari biasa Munip dan empat rekannya di rumah pemotongan hewan itu menyembelih 5-8 ekor sapi. Namun, dalam beberapa hari terahir hanya 3-4 ekor. “Setahu saya virus flu babi belum sampai ke Indonesia, apalagi sampai ke Tuban. Namun, mengapa permintaan daging terus berkurang,” kata Munip.

Di Tuban, konsumsi daging babi memang sangat rendah. Menurut catatan Subdin Peternakan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Tuban, rata-rata konsumsi daging babi hanya lima ekor per minggu. Itu pun didatangkan dari Pati dan daerah lain di luar Kabupaten Tuban. “Namun, kami tetap waspada karena tidak menutup kemungkinan virus ini menyebar ke Tuban melalui babi-babi yang dikirim dari luar daerah,” kata Ir Kusno Adiwijoto, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan.

Pada Rabu Dinas Peternakan Tuban melakukan antisipasi penyebaran flu babi dengan cara menyemprotkan desinfektan di tempat transit babi di Desa Bhektiharjo, Kecamatan Semanding. Empat petugas yang diterjunkan langsung menyemprot kandang dan lima babi yang berada di kandang tersebut. st31

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com