YERUSALEM, KOMPAS.com - Kepala Intelijen Militer Israel Jenderal Amos Yadlin mengatakan, Senin (20/4) krisis ekonomi dapat mengekang ambisi nuklir musuh utama mereka, Iran.
"Krisis ekonomi yang memburuk, inflasi tinggi, pengangguran meningkat, dan turunnya harga minyak dapat mengerem aspirasi nuklir Iran," katanya pada satu pertemuan kabinet.
Namun, ia menekankan bahwa tujuan strategis jangka panjang Iran tetap untuk memperoleh senjata nuklir.
Israel adalah penentang utama program nuklir Iran dan menganggap Teheran musuh utamanya karena permintaan berulang kali oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad agar Israel dihapus dari peta.
PM baru Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa ancaman yang diajukan oleh Iran merupakan ancaman bagi eksistensi Israel sejak pembentukan negara itu 41 tahun lalu.
Israel sendiri secara luas dianggap merupakan satu-satunya kekuatan bersenjata nuklir, tapi negara itu tidak pernah memastikan atau membantah memiliki arsenal nuklir serta menolak untuk mengajukan pemeriksaan internasional.
Sebuah surat kabar Inggris mengatakan Sabtu bahwa militer Israel telah bersiap untuk melucurkan serangan udara besar di tempat nuklir Iran jika diperintahkan oleh pemerintah baru itu.
Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan telah terpukul oleh jatuhnya harga minyak, yang sekarang ini sekitar 50 dollar AS satu barel dibanding dengan pada puncaknya Juli tahun lalu sebesar 147 dollar AS.