Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-20 London, Sejarah Mencatat

Kompas.com - 05/04/2009, 04:59 WIB

AIG menjadi bisnis yang turut terjerembab aksi-aksi Wall Street yang terus dan terus ingin laba besar dengan menjalankan bisnis spekulatif, yang didasarkan pada asas zero sum game,di mana untung sebuah perusahaan akan menjadi kerugian pihak lain.

Ekonomi dan bisnis yang benar adalah mengembangkan kue ekonomi agar menjadi besar dan dari perkembangan kue itu terjadilah pembagian keuntungan.

Di bawah Presiden Barack Obama, sebagaimana dikritik Paul Krugman, Obama juga melanjutkan kesalahan Bush meski dengan faith yang berbeda. Jika Bush melakukan itu untuk membela ”teman-teman” di Wall Street, Obama melakukannya dengan alasan mencegah fenomena too big to fail.

Karena itu, dalam G-20, di mana PM Inggris sebagai tuan rumah melanjutkan patron Anglo-Saxon, merujuk pada Inggris- AS. Sasaran utama G-20 London pada awalnya adalah melanjutkan misi AS agar dunia mengguyur pasar lagi dengan uang, bahkan bila perlu, pemerintah meminjam dari pasar untuk mengguyur pasar dengan uang.

Urat nadi lumpuh

Masalahnya, pasar bukan sedang kekurangan uang. Hal yang terjadi di pasar adalah badan-badan keuangan, urat nadi perekonomian, sedang lumpuh. Uang yang diguyur ke pasar tak lagi mampu diserap urat nadi itu.

Muncullah kemarahan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, didukung Kanselir Jerman Angela Merkel. Intinya, keduanya mengatakan, aturlah, awasilah pasar.

Sasaran kemarahan Sarkozy yang lain, kendalikanlah tax haven, produk buatan kolonialis Inggris, yang melahirkan Singapura, Hongkong, dan 33 negara atau teritori lain yang juga menjadi tax haven.

Logika di balik kemarahan Sarkozy, negara-negara seperti Singapura dan saudari-saudarinya telah menjadi pelindung para kapitalis pemangsa, lokasi penyimpanan uang haram, lokasi aksi-aksi spekulasi yang melahirkan fenomena kanibal di sektor keuangan.

Muncul pula seruan Sarkozy, agar IMF, Bank Dunia, dan lembaga internasional lain dirombak karena tidak lagi melayani kepentingan global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com