Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G-20 London, Sejarah Mencatat

Kompas.com - 05/04/2009, 04:59 WIB

Juga ada Forum Sosial Dunia, yang diikuti para pemimpin negara, yang bertujuan mengkritik neokolonialisme.

Namun, semua aksi ini hanya seperti angin berlalu, yang tidak pernah bisa mengubah kolonialisme, oleh korporasi yang bermarkas di Wall Street, New York, dan Lombard Street, London.

Akumulasi kesalahan, keserakahan Wall Street, Lombard Street secara alamiah sudah tidak tertahankan lagi. Eksekutif dan korporasi yang tidak pernah puas dengan ekspansi demi ekspansi bisnis akhirnya menjadi kanibal di antara sesama Wall Street dan Lombard Street, dengan perwakilan mereka yang ada juga di Singapura, Hongkong, dan negara-negara safe haven.

Dunia tidak lagi hanya dihadapkan pada ketimpangan Utara-Selatan, penyedotan kekayaan negara berkembang yang miskin, dan ketidakadilan perdagangan.

Dunia kini juga mengalami fenomena, di mana para pemodal kaya pun tak berani bertaruh di pasar uang. Mereka trauma oleh daya sedot ala Lehman Brothers, yang membuat investasi mereka tak lebih dari sekadar kertas tisu.

Terjadi aksi saling makan, antara korporasi Wall Street dan Lombard Street. Muncullah rangkaian kebangkrutan, yang titik beratnya terjadi di AS. Washington Mutual (bank terbesar AS), Bear & Stearn, Lehman Brothers, Enron, Long Term Capital Management, Fannie Mae, dan Freddy Mac adalah korporasi besar dan ternama di AS yang kini sudah beristirahat di pusara bisnis.

Citigroups, Merrill Lynch, dan American International Group walaupun masih ada, sudah berkubang dengan masalah keuangan. Di Inggris, Swiss, Perancis, dan Jepang, juga ada bisnis besar yang tiarap.

Melenceng dari bisnis

Lalu, muncul aksi AS di bawah Presiden AS George W Bush, mengatasi masalah dengan menurunkan suku bunga bank, mengguyur uang ke pasar. Masalah diatasi dengan obat yang salah. Langkah yang dilakukan bukan menghentikan kesalahan korporasi, yang sudah melenceng dari jalur bisnisnya.

Contoh yang paling fatal soal itu adalah pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke. Menurut Bernanke, perusahaan asuransi terbesar dunia asal AS, AIG, yang secara de facto adalah perusahaan asuransi, yang harusnya ekstra waspada, tak lagi merupakan perusahaan asuransi tetapi telah menjelma mirip hedge fund.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com