Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Tak Ada Sayatan di Tangan David

Kompas.com - 05/03/2009, 08:59 WIB

SINGAPURA, RABU — Penyebab kematian David Hartanto Widjaja (21) masih misterius. Awalnya, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, itu diberitakan bunuh diri setelah menusuk dosen pembimbingnya. Kini, berita itu mulai diragukan banyak pihak.

Informasi awal yang beredar melalui berbagai pemberitaan media massa Singapura, baik online maupun cetak, menyebutkan bahwa David menusuk Profesor Chan Kap Luk (45) dengan pisau dapur sepanjang 10 cm, lalu menyayat pergelangan tangan kanannya sendiri dan terjun dari lantai 4 gedung kampusnya, Senin (2/3) pukul 10.35.

Setelah melihat jenazah David, kedua orangtuanya, Hartanto Widjaja dan Chai Li Kim, menyatakan tidak ada luka di pergelangan tangan David.

Mereka malah kaget karena terdapat luka tusuk di leher putra kedua mereka itu. Belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab luka itu. Malahan muncul spekulasi liar bahwa justru Profesor Chan-lah yang menyerang David.

Profesor  Chan, yang kemarin sudah meninggalkan National University Hospital, menjadi saksi kunci kasus ini karena dia adalah satu-satunya orang yang bersama David di dalam ruangan kerjanya saat peristiwa berdarah itu terjadi.

Hingga kini, kepolisian Singapura juga masih menelusuri apa motif David menyerang Prof Chan sehingga melukai punggung dan tangannya. Dan masih sekadar dugaan bahwa David yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya sedang stres. Apalagi, menurut harian Straits Times, David baru saja kehilangan beasiswanya  yang diperoleh sejak 4 tahun lalu. Menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), penyelidikan kasus tewasnya David butuh waktu 4-6 bulan.

Tidak terjun

Spekulasi mengenai kematian David memicu perdebatan di situs Straits Times, Rabu (3/3), yang berjudul Knife attack at NTU: Student Lost Study Award.  Pada kolom komentar, seorang berinisial edwin2026 mengecam pemberitaan di Singapura yang seolah-olah memojokkan David.

Pria bernama Edwin Lesmana itu mencantumkan alamat e-mail-nya dan siap bertanggung jawab atas semua pernyataannya. Dia juga menjawab e-mail Tribun Batam, namun menolak menjelaskan lebih jauh mengenai statement-nya. Berikut komentar Edwin di Straits Times.

"Saya adalah salah satu teman dekat David. Saya di sini untuk memberikan beberapa fakta dan asumsi mengenai kasus ini. Faktanya, Lok Tat Seng, Dekan NTU, mengumpulkan semua mahasiswa dari Indonesia di International Student Center pada malam setelah kejadian itu. Dia hanya bilang ada saksi di tempat yang melihat tubuh David  tergeletak di tanah, mati. Dekan tidak mengatakan bahwa saksi melihat David terjun dari balkon.

Satu-satunya pernyataan resmi dari kepolisian adalah David ditemukan sudah meninggal. (Menurut polisi, David diperkirakan meninggal pukul 10.45). Mereka tidak menyebutkan apakah dia melakukan bunuh diri.

Mereka juga hanya menyebutkan ‘profesor itu diyakini akan ditikam’. Tapi tidak mengatakan bahwa ‘profesor yang telah ditikam’. Di mana asumsi ini berasal? Mengapa mereka tidak mengatakan tentang hal ini?

Saya dan beberapa mahasiswa Indonesia berkumpul di International Student Center  pukul 8 malam setelah kejadian dan berbicara kepada orangtua David. Mereka mengaku tak melihat luka pada pergelangan tangannya dan polisi juga telah dikonfirmasi soal itu. Asumsi saya, orangtua David tidak akan berbohong. Berarti berita semua media massa bahwa David menyayat tangannya adalah bohong.

Menurut orangtuanya, ada juga luka di kepala David (diasumsikan itu cedera karena jatuh), sayatan dan luka di lehernya. Menurut opini saya, luka di lehernya sangat mencurigakan. Bagaimana mungkin dia bisa terluka seperti itu? Sekali lagi, menurut orangtua David, polisi menduga luka itu karena kepalanya menghantam tanah saat jatuh. Jika demikian, dagunya pasti terluka. Kenyataannya tidak. Pertanyaan saya,  dari mana asal luka di lehernya"?

David diserang

Berikut asumsi-asumsi yang disampaikan oleh Edwin. (1) David ditikam profesor. Bagaimana Anda tahu? Kejahatan itu terjadi di ruangan tertutup yang hanya ada David dan profesor. Tidak ada seorang pun melihat apa yang terjadi.  Saksi mata hanya melihat David berjalan keluar ruangan.

(2) Bila David memang bunuh diri, bagaimana bisa seseorang yang melakukan bunuh diri bisa jatuh ke atas atap kaca baru jatuh ke tanah, bukannya langsung menjatuhkan diri ke tanah. (3) David menyayat pergelangannya. Saya tak tahu dari mana berita ini berasal.

Menurut Edwin yang pernah dua tahun sekamar dengan David, informasi bahwa David punya motivasi menyerang lantaran Prof Chan memberikan nilai yang tidak memuaskan karena David belum menyerahkan laporannya. Apalagi ada kebijakan di NTU untuk tidak memberitahukan kepada siswa mengenai nilai mereka sebelum nilai itu keluar.

“Saya menduga justru Prof Chan-lah yang menyerang David. Ada beberapa poin mengenai alasan saya. Pertama, menurut berbagai laporan, pakaian David dipenuhi darah. Jika itu darah dari pergelangan tangannya, dia tidak mungkin membersihkan darah di tangannya menggunakan pakaian yang dia kenakan. Lebih bisa dimengerti bila luka itu berasal dari lehernya,”tulis Edwin.

Kedua, David mencoba meloloskan diri keluar dari ruangan setelah diserang oleh profesor. Namun dengan leher yang terluka, akhirnya dia terjatuh dari atas balkon. Mungkin dia panik dan tidak sadar setelah kehilangan banyak darah sehingga dia terjatuh", pungkas Edwin.(edy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com